Bandar Lampung, 2 Rajab 1436/20 April 2015 (MINA) – Imaamul Muslimin Jama’ah Muslimin (Hizbullah) KH. Yakhsyallah Mansur, MA mengatakan, ada delapan ciri yang harus dimiliki generasi terbaik pewaris para Nabi.
Ini disampaikan Yakhsyallah dihadapan ratusan santri pada acara Haflah Tasyakur Madrasah Aliyah di Ma’had Al-Fatah Muhajirun, Negararatu, Natar, Lampung Selatan, Ahad, (19/4).
“Ciri pertama yang harus dimiliki generasi terbaik umat adalah memegang Al-Qur’an dengan kuat, Ahli tafsir memaknai ini dengan mempelajari, memahami, dan mengamalkan Al-Qur’an, “ katanya.
Menurutnya, kemanapun berada, hendaknya generasi terbaik ini membawa Al-Qur’an, minimal untuk menghambatnya bermaksiyat kepada Allah.
Baca Juga: Dr. Nurokhim Ajak Pemuda Bangkit untuk Pembebasan Al-Aqsa Lewat Game Online
Lalu ciri yang kedua menurutnya, dibekali dan diberikan pemahaman agama yang benar sejak dia kecil.
“Maka mulai sekarang, tidak ada kata terlambat, hendaknya kalian memahami agama ini dengan benar, “ ujarnya.
Kemudian selanjutnya yang ketiga yaitu memiliki rasa belas-kasihan yang mendalam pada semua makhluk Allah, tumbuhan, binatang,
“Pesantren tidak pernah mengajarkan kekerasan, jadi tidak benar kalau mengatakan pesantren sarang teroris. Buktinya tidak pernah ada anak pesantren tawuran, tetapi masih ada orang yang memfitnah macam-macam pesantren, “ kritiknya.
Baca Juga: Cinta dan Perjuangan Pembebasan Masjid Al-Aqsa Harus Didasari Keilmuan
Yang ke-empat, bersih dalam arti fisik dan jiwa, lalu ke-lima takwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
“Maka hendaknya kalian berhati-hati dalam setiap langkah tindakan dan perbuatan, ini salah satu makna takwa, “ tegasnya.
Lalu ciri berikutnya generasi terbaik ini memiliki rasa sangat berbakti kepada kedua orang tua, serta ke-tujuh yakni tidak sombong dengan ilmu yang dia punya.
Yakhsyallah menutupnya dengan ciri yang ke-delapan yakni jangan banyak maksiyat kepada Allah.
Baca Juga: Lewat Wakaf & Zakat Run 2024, Masyarakat Diajak Berolahraga Sambil Beramal
“Maksiyat akan membuat ilmu kita buntu, maka Imaam Syafii ketika hafalannya banyak yang hilang, gurunya menyarankan agar beliau meninggalkan maksiyat, “ ujarnya.
Kalau delapan point ini bisa dilaksanakan oleh generasi terbaik Al-Fatah ini, maka Insya Allah akan memuaskan Allah, memuaskan seluruh umat manusia terutama bangsa Indonesia yang sedang membangun ini.
“Mudah-mudahan Allah meridhoi kalian dalam menemukan jalan yang diridhoi menuju lautan kehidupan yang luas, dengan ucapan bismillah berangkat dan berlabuhnya kapal kalian saya lepas untuk menjuju lautan kehidupan yang memang tidak mudah. Percayalah imaam berdoa untuk kalian dan direlung hati ini untuk kalian, “ tutupnya. (L/K08/P2)
Baca Juga: Prof Abd Fattah: Pembebasan Al-Aqsa Perlu Langkah Jelas