Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

IMAAMUL MUSLIMIN: RADIKALISME TIDAK MEWAKILI UMAT ISLAM

Ali Farkhan Tsani - Kamis, 6 Agustus 2015 - 14:19 WIB

Kamis, 6 Agustus 2015 - 14:19 WIB

430 Views

Imaamul Muslimin Yakhsyallah Mansur. Photo By : Hadis/MINA
Imaamul Muslimin Yakhsyallah Mansur. Photo By : Hadis/MINA
Imaamul Muslimin Yakhsyallah Mansur. Photo By : Hadis/MINA

Imaamul Muslimin KH.Yakhsyallah Mansur,MA. Photo By : Hadis/MINA

Jakarta, 21 Syawwal 1436/6 Agustus 2015 (MINA) – Imaamul Muslimin K.H. Yakhsyallah Mansur,MA menyatakan bahwa tindakan radikalisme baik bersenjata maupun tanpa senjata hanya dilakukan oleh segelintir orang yang tidak serta merta mewakili kaum muslimin pada umumnya.

Radikalisme yang dilakukan oleh sekelompok umat Islam di dalam dan di luar Indonesia, justru mengakibatkan kerugian atas kaum muslimin pada umumnya,” ujar Imaam Yakhsyallah Mansur kepada Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj Islamic News Agency) di Jakarta, Kamis (6/8).

Kerugian dimaksud menurutnya, terutama karena stigma dilekatkan kepada kaum muslimin sebagai umat yang identik dengan kekerasan dan teror, baik terhadap Pemerintah dan Negara maupun kepada sesama warga negara yang non-Muslim.

Radikalisme nyata-nyata telah mengoyak keharmonisan kehidupan berbangsa dan bernegara, saat kaum Muslimin dipojokkan pada posisi berlawanan dengan otoritas pemerintahan dan juga dengan warga non-Muslim,” ujar Imaam Yakhsyallah Mansur.

Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina

Ia juga mencermati maraknya isu radikalisme yang diangkat media massa dapat menimbulkan fitnah yang keji terhadap kaum Muslimin.

Fitnah itu disebarkan secara masif melalui berbagai media massa oleh mereka yang memusuhi Islam dan tidak rela melihat terwujudnya perdamaian dunia,” jelas Pembina Utama Pondok Pesantren Al-Fatah se-Indonesia tersebut.

Yakhsyallah Mansur yang juga Duta Al-Quds itu meminta kaum Muslimin tetap menyikapinya dengan sabar, namun kritis dan waspada terhadap segala bentuk tipu daya mereka yang memusuhi Islam;

Islam adalah agama yang misi utamanya menebar kasih sayang, tidak saja bagi para pemeluknya namun juga bagi semesta raya rahmatan lil ‘alamiin,” ujar Pembina Utama Shuffah Al-Quran Abdullah bin Mas’ud Online tersebut.

Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat

“Kami tidak mengutus engkau, Wahai Muhammad, melainkan sebagai rahmat bagi seluruh manusia”, ujarnya mengutip Al-Quran Surat Al-Anbiya ayat 107.

Ie menambahkan bahwa kaum Muslimin itu dibimbing oleh agamanya untuk hidup damai dan harmonis dengan siapapun yang menghargai perdamaian dan persaudaraan. Kaum muslimin juga dilarang keras untuk menyakiti siapapun baik secara verbal, non-verbal, apalagi tindakan fisik.

“Bahkan dalam kondisi darurat perang sekalipun, kaum Muslimin tidak dibenarkan membuat kerusakan, seperti menumbangkan pepohonan apalagi membakar bangunan,” tegasnya.

Jaga Ukhuwwah

Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain

Imaamul Muslimin K.H. Yakhsyallah Mansur,MA mengimbau kaum muslimin untuk terus meningkatkan kekompakan dan ukhuwwah Islamiyyah sesuai tuntunan Al Qur’an.

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah bersaudara,” ujarnya mengutip Al-Quran surat Al-Hujurat ayat 10.

Ia juga menyebutkan hadits Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam riwayat Bukhari dan Muslim yang menyebutkan, “Perumpamaan kaum mukmin dalam kasih sayang dan belas kasih serta cinta adalah seperti satu tubuh. Jika satu bagian anggota tubuh sakit maka akan merasa sakit seluruh tubuh dengan tidak bisa tidur dan merasa demam.”

Imaam Yakhsyallah Mansur juga mengingatkan agar kaum Muslimin hendaknya menjauhi prasangka buruk dan tindakan-tindakan yang menyulut permusuhan di antara umat manusia, terutama terhadap sesama muslim.

Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purbasangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang”, katanya menyebutkan firman Allah Surat Al-Hujurat ayat 12.

Secara khusus, ia menjelaskan bahwa Jama’ah Muslimin (Hizbullah) yang dipimpinnya adalah wadah perjuangan umat Islam berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah, yang gerakannya bersifat Non-Politik.

Jamaah Muslimin (Hizbullah) mengajak kepada seluruh umat Islam agar kembali kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan melaksanakan kehidupan secara berjama’ah di bawah kepemimpinan Imaamul Muslimin sesuai dengan khitthah Kenabian.

“Dengan dilaksanakannya kehidupan berjama’ah, maka kaum Muslimin bersatu di bawah panji-panji Islam dan terbebaskan dari semua fitnah, termasuk fitnah perpecahan umat yang dimurkai oleh Allah,” imbuhnya.

Baca Juga: Israel Bom Sekolah di Gaza, Delapan Warga Syahid

Secara khusus kepada kaum Muslimin warga Jama’ah Muslimin (Hizbullah), ia juga mengimbau untuk tetap istiqamah dalam menetapi kehidupan berjama’ah dan menjaga ketaatan kepada Ulil Amri serta menjauhi tindakan-tindakan yang bertentangan dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah apalagi yang menjurus anarkhisme.

“Hanya kepada Allah kita berharap dan bertawakkal. Semoga Allah memberikan pertolongan kepada kaum Muslimin di mana saja berada untuk terbebaskan dari segala bentuk fitnah. dan kemudian mampu memimpin dunia serta mengembalikan dunia kepada keadilan dan kedamaian sejati dalam naungan ridha Allah,” paparnya. (L/gus/why/P4)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Uganda Bertekad Gelorakan Semangat KAA

Rekomendasi untuk Anda

Khadijah
MINA Health
Kolom
Kolom
Indonesia