Michigan, 9 Dzulhijjah 1437/11 September 2016 (MINA) – Sohail Chaudrhy, seorang imam masjid dan ulama Muslim asal East Lansing, Michigan, negara bagian AS, tengah mempromosikan pemahaman tentang toleransi dalam ajaran Islam.
Menurut Sohail Chaudhry dalam ceramahnya di Pusat Komunitas Hannah pada Sabtu (10/9) seperti dilaporkan Kantor Berita Islam MINA dari sumber lokal Wilx10, bahwa meskipun ibadah dan kebiasaan umat Islam tampak sangat berbeda dari komunitas dari agama-agama lainnya. Namun ajaran Islam didasarkan pada banyak prinsip yang sama.
“Misalnya Islam adalah bukan agama kekerasan, juga bukan agama intoleransi. Islam adalah agama damai dan meghargai toleransi,” kata Chaudrhy.
Dia mengatakan, kesalahpahaman umum lain adalah bahwa Islam dianggap agama yang menindas perempuan dan tidak memberikan mereka kebebasan dan hak.
Baca Juga: DK PBB Berikan Suara untuk Rancangan Resolusi Gencatan Genjata Gaza
“Padahal sangat jelas, Islam adalah agama yang membawa banyak hak untuk perempuan, termasuk hak untuk memilih, hak atas pendidikan, memilih pasangan hidup, waris, kepemilikan, dan hak berbisnis,” lanjutnya.
Ia menambahkan bahwa banyak hak yang diberikan kepada kaum perempuan sejak lebih dari seribu tahun lalu dalam budaya Islam.
Sementara itu pembicara lainnya, Prof Jennifer Tucker guru besar sejarah dan pendidikan Universitas Wesleyan, Middletown, AS, mengatakan, kesalahan persepsi yang ada tentang Muslim adalah karena orang tidak belajar tentang Islam dari seorang pemimpin agama atau imam.
“Saya sangat bersemangat tentang ketidakadilan sosial, dan ini adalah cara saya memastikan bahwa orang tahu apa budaya Islam yang sebenarnya,” kata Tucker.
Baca Juga: Kepada Sekjen PBB, Prabowo Sampaikan Komitmen Transisi Energi Terbarukan
Dia mengatakan, seorang wanita kulit hitam di AS, dia memiliki beberapa pemahaman tentang penghakiman terhadap Islam pasca 15 tahun serangan teroris 9/11.
“Pertemuan dan pembicaraan seperti ini sangat penting untuk mempromosikan pemahaman dan memerangi rasisme dan prasangka,” lanjutnya.
Menurutnya, orang yang beragama Islam telah diperlakukan dengan tidak benar, sebagai akibat dari setiap tindakan teror atau peristiwa teroris yang telah terjadi di negeri ini dan di luar negeri, dan itu tidak berarti menjadi benar hanya karena kesalahan dari beberapa pelaku,” kata Tucker.
Imam Sohail Chaudrhy mengatakan, semua orang dapat mengajukan pertanyaan, meluangkan waktu untuk belajar tentang Islam, dan membentuk kelompok sendiri untuk mempromosikan perdamaian. (T/P4/P2)
Baca Juga: Puluhan Anggota Kongres AS Desak Biden Sanksi Dua Menteri Israel
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)