Cileungsi, Kabupaten Bogor, MINA – Imam Santoso, dosen Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Fatah Bogor mengatakan, para mahasiswa dan generasi muda dapat berjihad membela Palestina melalui media sosial dan media massa.
Ia memberikan contoh, saat ini ketika rencana aneksasi Israel atas wilayah-wilayah Tepi Barat akan diterapkan awal Juli mendatang. “Kita dapat menghadangnya lewat hastag #stopaneksasi secara massal dan masif. Maka akan bergelombang hingga ke Israel sana, dan mereka akan menghentikannya,” katanya.
Ia mengatakan ini dalam pemaparan Bincang Ilmiah Akademis ‘Lawan Aneksasi Israel Atas Tanah Palestina’ di Kampus STAI Al-Fatah, Cileungsi, Bogor, pada Ahad (28/6).
Menurutnya, umat Islam harus terus berupaya menguasai media, dan mampu memberikan konten-konten yang benar dan menarik, sehingga banyak diakses pembaca atau pemirsa.
Baca Juga: Satu Tentara Israel Tewas di Lebanon, Sinagog di Haifa Terkena Roket Hezbollah
“Ini karena banyak informasi di medsos yang tidak benar dan lebih menyudutkan perjuangan dunia Islam,” ujarnya.
Menghadapi rencana Netanyahu, dia menyarankan, perlunya korporasi media-media Islam, sehingga masing-masing dapat bersinergi dalam satu suara “tolak aneksasi.”
Hanya, ia menambahkan, kelemahan manajemen media Islam biasanya adalah soal pembiayaan. “Karena itu perlu ditopang oleh para pengusaha Muslim,” ujarnya.
Hadir sebagai pembicara lainnya yaitu Ali Farkhan Tsani (Redaktur Senior Kantor Berita MINA), dan Sri Astuti (Mahasiswi STAI Al-Fatah) serta moderator Suji Rahayu (mahasiswi STAI Al-Fatah). (L/RS2/P1)
Baca Juga: Survei: Mayoritas Warga Israel Lebih Memilih Perang di Gaza Segera Berakhir
Mi’raj News Agency (MINA)