Jakarta, 16 Rabi’ul Awwal 1436/7 Januari 2015 (MINA) – Selain mengemban misi Kenabian, wartawan MINA tidak hanya bertugas membawa berita namun harus juga menjadi pembebas Masjid Al-Aqsha.
Demikian dikatakan oleh Imamul Muslimin, Yakhsyallah Mansur saat menghadiri Musyawarah Kerja (Muker) Kantor Berita Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Rabu (7/1) di Jakarta.
“Sebagai wartawan pembebas Masjid Al-Aqsha, harus memiliki empat sifat Nabi Shalallahu’Alaihi Wa Salam (SAW)”, ujar Imaam.
Dalam pandangannya, mereka yang memiliki empat sifat Nabi dalam membawa berita yaitu Mujahid, Muwahid, Mubaligh dan Muaddib itulah wartawan yang akan mampu membebaskan Al-Aqsha.
Baca Juga: Selamat dari Longsor Maut, Subur Kehilangan Keluarga
Yakhsyallah yang pernah menjadi Dekan di Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi tersebut menjelaskan bahwa seorang wartawan harus siap untuk menderita bersusah payah dan mampu mengalahkan etos kerja wartawan yang menginduk pada Barat.
“Kita harus bisa mengalahkan etos kerja wartawan lain dengan niat hanya menggapai ridha Allah subahana Wa Ta’ala. Hal ini yang dimaksud dengan sifat Nabi yang disebut Mujahid,” katanya.
Adapun makna dari Muwahid adalah menjadi pemersatu. Sementara Mubaligh adalah penyampaian secara tuntas dan Muwazir adalah penyeimbang dan harus obyektif bukan pada kepentingan pribadi. Dan yang terakhir adalah Muaddib yang memiliki makna memperbaiki akhlak atau adab unsur moral.
“Kami harapkan wartawan MINA memiliki sifat Nabi agar kita bisa menjadi wartawan atau jurnalis pembebas Al-Aqsha,” tambahnya.
Baca Juga: Terakreditas A, MER-C Training Center Komitmen Gelar Pelatihan Berkualitas
Murker MINA diadakan pada 7-8 Januari dihadiri oleh perwakilan lembaga besar yaitu Al-Fatah, Radio Rasil dan Mer-C dan seluruh wartawan serta biro (cabang) baik Jabodetabek maupun beberapa daerah lainnya, seperti Lampung dan Kupang.(L/P004/R12)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Tiba di Inggris, Presiden Prabowo Hadiri Undangan Raja Charles III