Imbas Boikot Produk Pro-Israel, KFC Tutup 108 Gerai di Malaysia

Gerai KFC di Kompleks PKNS di Shah Alam, Selangor yang diketahui tutup pada 30 April 2024 akibat aksi boikot produk pro-Israel. (Foto: Channel News Asia)

Kuala Lumpur, MINA – Lebih dari 100 gerai perusahaan makanan cepat saji Kentucky Fried Chicken (KFC) di Malaysia telah ditutup sementara akibat boikot selama berbulan-bulan terhadap produk-produk yang terafiliasi dengan Israel maupun sekutunya.

Harian Tiongkok Nanyang Siau Pau melaporkan bahwa 108 gerai KFC di Malaysia telah berhenti beroperasi. Kelantan menjadi negara bagian yang paling terkena dampaknya, dengan hampir 80 persen toko mereka atau hingga 21 gerai harus ditutup.

15 toko di Johor juga ditutup sementara, serta 11 toko masing-masing di Selangor dan Kedah, 10 toko di Terengganu, 10 toko di Pahang, sembilan toko di Perak, enam toko di Negeri Sembilan, dua toko di Perlis, dua toko di Melaka, lima toko di Penang, tiga toko di Kuala Lumpur, dua di Sarawak, dan satu di Sabah, melansir Channel News Asia.

QSR Brands – yang memiliki dan mengoperasikan KFC di Malaysia, Singapura, Brunei, dan Kamboja – mengatakan bahwa sebagai respons terhadap kondisi ekonomi yang menantang, pihaknya telah mengambil langkah proaktif dengan menutup sementara gerai sebagai cara untuk mengelola peningkatan biaya bisnis dan fokus pada keterlibatan tinggi zona perdagangan.

Baca Juga:  Fadli Zon Kecam Israel Hancurkan Akses Air Bersih di Gaza

Dalam sebuah pernyataan pada Senin (29/4), QSR Brands mengatakan bahwa karyawan dari gerai yang terkena dampak ditawari kesempatan untuk pindah ke toko yang beroperasi lebih sibuk sebagai bagian dari upaya optimalisasi ulang perusahaan.

Menurut situs QSR, terdapat lebih dari 600 gerai KFC di Malaysia, dengan gerai pertama dibuka di Kuala Lumpur pada tahun 1973.

Pengecekan yang dilakukan Channel News Asia, terhadap tiga gerai dalam radius 5 km di Shah Alam, Selangor, menemukan dua gerai bertanda “tutup” sedangkan gerai lainnya buka namun kosong.

Menurut beberapa pemberitaan media, juga terjadi penutupan beberapa gerai McDonalds dan Starbucks di Malaysia.

Jaringan bisnis populer ini mengalami perlambatan bisnis akibat boikot terhadap perusahaan-perusahaan AS dan Israel karena dukungannya kepada Israel yang hingga saat ini masih melakukan penyerangan di Gaza, Palestina.

Baca Juga:  Survei: 74 persen Guru Honorer Gajinya Kecil, Ada yang Dibawah Rp500

Pada 18 April lalu, gerai Starbucks di Tawau, Sabah, dirusak oleh orang-orang yang mengecat dinding dengan tulisan “bebaskan Palestina”.

Negara berpenduduk mayoritas Muslim, Malaysia dan Indonesia, sangat vokal dalam mengecam Israel atas kekejaman di Gaza yang telah menyebabkan lebih dari 34.000 orang, terhitung sejak agresi brutal Israel pada 7 Oktober 2023. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Arina Islami

Editor: Widi Kusnadi