Washington, MINA – Data Moneter Internasional (IMF) memprediksi adanya resesi global yang akan meningkatkan kesenjangan antara kaya dan miskin di dalam negara, serta antara negara kaya dan miskin.
IMF memperingatkan, jalan menuju pemulihan dari pandemi Covid-19 kemungkinan akan lama dan tidak pasti dengan “pemulihan yang tidak merata” di negara berkembang, serta secara signifikan memperburuk prospek pendapatan di dalam dan antar negara.
Dalam Prospek Ekonomi Dunia terbaru, IMF merevisi perkiraan pertumbuhan global menjadi negatif 4,4 persen tahun ini, kontraksi di bawah perkiraan negatif 5,2 persen pada bulan Juni. Namun masih berada di jalur kinerja terburuk sejak Depresi Besar. TRT World melaporkan.
Lembaga keuangan dunia itu menambahkan, kurangnya ruang fiskal dan membengkaknya utang telah membuat negara-negara yang kurang kaya, tempat sebagian besar penduduk dunia tinggal, dalam kekacauan ekonomi.
Baca Juga: Truk Sengaja Tabrak Kerumunan saat Pesta Tahun Baru di AS, 10 Orang Tewas
“Orang miskin semakin miskin dengan lebih dari 90 juta orang diperkirakan akan jatuh ke dalam kemiskinan ekstrem tahun ini,” kata Kepala Ekonomi IMF, Gita Gopinath, dalam presentasi virtual pada Selasa.
“Kebijakan untuk tahap selanjutnya dari krisis harus melihat peningkatan yang berkelanjutan dan menciptakan masa depan yang sejahtera bagi semua,” lanjutnya.
Gopinath mengajak negara-negara bekerja sama untuk memastikan perkembangan perawatan dan vaksin virus corona.
IMF memprediksi, di sub-Sahara Afrika, 20 juta orang diproyeksikan jatuh ke dalam kemiskinan ekstrem tahun ini.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
Negara-negara ini sama sekali tidak memiliki ruang fiskal dan kebijakan untuk menghadapi krisis sebesar itu.
Dukungan fiskal dan moneter yang luar biasa sangat penting bagi ekonomi yang kurang berkembang, di Asia, Afrika, Amerika Latin dan Timur Tengah yang sangat bergantung pada ekspor pariwisata dan minyak, lanjutnya.(T/RS2/R1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah