Jakarta, 5 Safar 1438/5 November 2016 (MINA) – Ketua Umum Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Taufan Putra Revolusi menilai, penyebab kericuhan saat unjuk rasa Aksi Damai 4 November kemarin adalah bukan mahasiswa melainkan ketidak-hadiran Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Menurut saya pemicu (kerusuhan) itu presiden, karena kalau presiden datang berdialog dengan umat Islam, massa aksi, tidak akan terjadi yang namanya kerusuhan-kerusuhan itu,” ujarnya kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA) usai konferensi pers Aliansi Mahasiswa Muslim (AMM) bertajuk ‘Duka Cita Demokrasi’ di Gedung Muhammadiyah Jakarta. Sabtu (5/11).
Ia menambahkan, presepsi yang ada di masyarakat tentang siapa pemicu awal kerusuhan itu beragam, ada yang bilang dari mahasiswa, kepolisian, penyusup, provokator dan sebagainya, namun menurut dia penyebabya karena bapak Presiden Jokowi yang tak kunjung hadir menemui massa hingga pukul 18.00 sore dan mebuat kondisi menjadi tak kondusif.
Dalam kesempatan yang juga dihadiri Ketua Umum PP Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Kartika Nur Rakhman, ia mengatakan memang banyak gimmick sering terjadi ketika ada kerusuhan. Kasus kemarin, tidak akan terjadi bila presiden mau bedialog dengan massa karena ia sudah berjanji.
Baca Juga: Update Bencana Sukabumi: Pemerintah Siapkan Pos Pengungsian
“Realitasnya presiden menghindar, baru tengah malam hadir beralasan kena macet, itu membuat kami kecewa. Kalau hadir sejak awal saya rasa demonstran akan bubar karena sudah bertemu presiden,” ujar Nur Rakhman.
Aksi Damai 4 November menuntut penegakkan hukum terkait kasus dugaan penistaan agama yang menjerat Gubernur Provinsi DKI Jakarta (cuti) Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) Jumat kemarin berujung ricuh. Massa menginginkan bertemu dengan Presiden Jokowi untuk meminta jaminan langsung penegakan hukum dari presiden.
Namun presiden berhalangan bertemu dengan perwakilan pengunjuk rasa untuk mediasi, karena saat itu ia sedang berada di Banten guna melihat langsung perkembangan pembangunan kereta bandara Seokarno-Hatta. Mediasi tersebut digantikan oleh Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) dan Presiden Jokowi baru memberikan pidato usai rapat terbatas di Istana Negara Sabtu (5/11) dini hari.
Dalam pidatonya itu Presiden Jokowi mengucapkan terimakasih kepada ulama yang memimpin aksi unjuk rasa tersebut. “Terima kasih, kami sampaikan kepada para ulama, para kiyai, para habaib, para ustad yang telah memimpin umatnya yang menyejukkan sehingga sampai Magrib tadi berjalan dengan tertib dan damai.”
Baca Juga: PSSI Anggarkan Rp665 M untuk Program 2025
Namun ia mengaku sangat menyesalkan kejadian bakda Isya, aksi yang pada mulanya berlangsung secara damai dan tertib berubah menjadi kerusuhan, yang ia anggap kericuhan itu ditunggangi oleh aktor-aktor politik yang memanfaatkan situasi. (L/M09/R01)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Naik 6,5 Persen, UMP Jakarta 2025 Sebesar Rp5,3 Juta