Sambutan dr. Joserizal Jurnalis Saat Kepulangan 15 Relawan dari Jalur Gaza (23 Juni 2015)
Dalam suasana seperti ini saya ingat almarhum Imaam Muhyiddin Hamidy saat saya pulang dari Gaza. Saya didatangi oleh seorang tua, saya tidak kenal beliau, akan tetapi rupanya beliau mengikuti sepak terjang kami masuk ke Gaza.
Saya ingat kata-kata beliau begini,”Dr. Jose, Anda berjuang bersama teman-teman untuk Palestina, Anda tidak berpolitik praktis, kita satu visi.” Itulah awal bagaimana antara MER-C dan Pesantren Al-Fatah bekerjasama. Imaam almarhum tidak henti-hentinya memberi contoh tauladan bagaimana menjaga semangat untuk fokus Palestina, fokus Al Aqsha.
Saya banyak terkenang dengan beliau karena saya tahu bagaimana beratnya penyakit beliau. Di tengah penyakit yang mendera beliau, beliau begitu aktif mendorong kita semua untuk terus berjuang membela Palestina dan Al-Aqsa.
Baca Juga: Paraguay Resmi Kembalikan Kedutaannya di Tel Aviv ke Yerusalem
Tidak cukup dengan kerjasama di satu sisi, beliau juga mempunyai visi yang luar biasa bagaimana perjuangan itu harus berkesinambungan. Itulah sebabnya kita mendirikan MINA, kantor berita yang merupakan sisi lain, pendukung utama dalam perjuangan kita.
Karena perjuangan membela Palestina adalah long life struggle (perjuangan seumur hidup), tidak hanya berhenti di umur kita, tapi mungkin akan diteruskan kepada anak cucu kita.
Kita sadar sepenuhnya bahwa keberhasilan mungkin tidak datang pada masa hidup kita, tapi mungkin di anak cucu kita. Tapi yang paling penting kita mengambil bagian dalam rangkaian perjalanan perjuangan membela Palestina ini.
Pertanyaan berikutnya, Why Palestine (Mengapa Palestina)?
Baca Juga: Abu Ubaidah Serukan Perlawanan Lebih Intensif di Tepi Barat
Inilah yang menjadi tugas kita bersama. Teman-teman sudah berada di Gaza sekian lama. Apa yang teman-teman rasakan di Gaza, harus teman-teman ceritakan ke pada public. Amanah yang diberikan Imaam kepada teman-teman untuk menjadi relawan di Gaza itu tidak semata-mata hanya untuk menyelesaikan RS Indonesia, tapi lebih dari itu, menyerap semua informasi, semua ruh perjuangan yang ada di Gaza.
Why, Kenapa Palestina yang harus kita bela? Banyak konflik lain di dunia, tapi kenapa Palestina?
Ini menjadi angle yang bersinggungan antara MER-C dan Al-Fatah. Satu visi permasalahan Palestina.
Kita sama pandangan kita bahwa Palestina adalah fokus perjuangan umat islam. Yang lain adalah complimentary, mengikut, mengapa? Karena kita mengerti sepenuhnya bahwa dunia ini kacau balau karena adanya the mother of conflict in Palestine.
Baca Juga: Tentara Israel Mundur dari Kota Lebanon Selatan
Kalau kita baca sejarah Palestina, bagaimana dunia ini diadu-domba supaya mencapai berdirinya Negara Israel, kita akan mengerti.
Kalau ada umat Islam yang tidak sepakat untuk fokus terhadap Palestina, ini menjadi problem. Inilah yang terjadi saat ini di Timteng.
Dan teman-teman relawan berada di pusat pusaran konflik yang paling panas di dunia, Gaza!! Dan teman-teman sudah menyerap ruh perjuangan para pejuang di Gaza. Dan teman-teman yang berhasil memposisikan diri diantara semua faksi yang ada di Gaza. Dan teman-teman yang berhasil, setidaknya menunjukkan bagaimana menjadi perekat di antara berbagai kelompok, itulah inti perjuangan yang harus kita implementasikan di semua wilayah.
Itulah mengapa Palestina merupakan inti dan focus dari perjuangan kita, karena semua teori dan praktek dalam perjuangan bisa kita pelajari di sana dan kita temukan solusinya di sana juga.
Baca Juga: PBB Adopsi Resolusi Dukung UNRWA dan Gencatan Senjata di Gaza
Umat Islam saat ini sedang dalam cobaan luar biasa. RS Indonesia ini teman-teman, sebagian dari perjalanan kita yang panjang dalam perjuangan. Saya berharap ke depan bersama teman-teman dan Al Fatah kita satu visi untuk menyatukan visi perjuangan umat. Kita tidak boleh berpecah belah soal tetek bengek. Tetek bengek harus diselesaikan dengan diskusi, tidak dengan saling memfitnah, saling memojokkan, saling berperang di antara kita. Karena fokus kita adalah Palestina.
Mudah-mudahan ruh perjuangan Gaza yang merupakan sentrum dari perjuangan Palestina, dapat teman-teman serap dan ceritakan di publik nantinya. Itu amanah sebenarnya yang diharapkan oleh Imaam kepada teman-teman, bukan sekadar membangun RS Indonesia. RS ini memang amanah berat bagi kita semua, tetapi ada yang lebih berat dari itu, yaitu membebaskan Palestina.
Al Aqsha Haqquna…!!!
Teman-teman, ini baru sepenggal perjuangan kita, masih banyak perjuangan yang harus kita lakukan. Kalau teman-teman sepakat, Al-Fatah sepakat, kita akan teruskan perjuangan di Afghanistan, Pakistan, Rohingya dan daerah lainnya dan di seluruh dunia untuk mempersatukan visi umat ini supaya tidak berpecah belah hanya persoalan sepele yang tidak penting.
Baca Juga: Menhan Israel: Ada Peluang Kesepakatan Baru Tahanan Israel
Semoga Allah meridhoi dan memberkahi kita semua….
Dengan kedatangan teman-teman BKO nya saya serahkan kembali kepada Al-Fatah…
Terima kasih teman-teman, saya hormat kepada keluarga yang ditinggalkan, kami MER-C sangat memuliakan teman-teman, insya Allah selanjutnya kita bisa lanjut sama visi, sama motto perjuangan untuk fokus mempersatukan visi umat, Al Aqsha Haqquna.
Wassalam
Baca Juga: Al-Qassam Hancurkan Pengangkut Pasukan Israel di Jabalia
(A/P2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Zionis Israel Serang Pelabuhan Al-Bayda dan Latakia, Suriah