Antalya, 3 Safar 1437/15 November 2015 (MINA) – Para pemimpin dari 20 negara besar di dunia akan memusyawarahkan situasi ekonomi global dan tantangan keamanan dalam pertemuan di Antalya, Turki, di mana India mengklaim memainkan peranan penting.
“KTT G20 dimulai besok. Perdana Menteri (Narendra Modi) akan berpartisipasi. India memainkan peran penting dalam semua musyawarah,” kata Sekretaris Bidang Perekonomian India Shaktikanta Das di tweet, Sabtu kemarin.
“Berpartisipasi dalam pertemuan G20 di Antalya, Turki hari ini. Masalah-masalah utama pembangunan, perubahan iklim, pertumbuhan inklusif, ekonomi dan isu global lainnya yang dibahas,” kata Das dalam tweet lain pada Ahad (15/11), GDN Online melaporkan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
KTT G20 selama dua hari diadakan di saat pertumbuhan ekonomi global melambat. KTT ini diharapkan akan dihadiri di antaranya oleh Presiden Amerika Serikat Barack Obama, Presiden Rusia Vladimir Putin, Perdana Menteri Inggris David Cameron, Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden China Xi Jinping.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga akan mewakili Indonesia dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 di Antalya, Turki, pada 15-16 November mendatang.
Presiden India akan cenderung mengangkat isu-isu antara lain yang berkaitan dengan terorisme, perubahan iklim dan kerjasama global untuk menggali “uang hitam”.
Namun pembicaraan selama KTT diperkirakan akan didominasi tentang serangan di Paris dan perang di Suriah.
KTT G-20 2015 adalah pertemuan tahunan kesepuluh di Kota Antalya yang paling banyak dikunjungi oleh wisatawan dunia di Turki dan kota kesepuluh yang paling banyak di kunjungi di dunia.
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
Turki secara resmi mengambil alih kepresidenan G20 dari Australia pada 1 Desember 2014 dan China akan memimpin organisasi pada tahun 2016. (T/P001/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon