Aceh, MINA – Pihak berwenang Indonesia membantu memperbaiki perahu pengungsi Rohingya yang terdampar di lepas pantai Bireuen, Aceh, tetapi tidak akan mengizinkan para penumpangnya mencari suaka dan akan diminta pergi.
“Rohingya bukan warga negara Indonesia, kami tidak bisa membawa mereka masuk begitu saja sebagai pengungsi. Ini sejalan dengan kebijakan pemerintah,” kata Dian Suryansyah, seorang pejabat angkatan laut setempat seperti dikutip dari Voice of America, Rabu (29/12).
Dian menambahkan, pihak berwenang akan memberi bantuan kemanusiaan, termasuk makanan, obat dan air, sebelum kapal yang bermuatan 120 pengungsi Rohingya itu diminta untuk pergi.
Indonesia tidak ikut meratifikasi Konvensi PBB 1951 tentang Pengungsi dan umumnya dianggap sebagai negara transit bagi mereka yang mencari suaka menuju negara ketiga.
Baca Juga: Menag RI Buka BAZNAS International Forum untuk Palestina
Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) mengatakan dalam pernyataan pada Selasa (28/12), perahu itu mengalami kerusakan mesin dan harus diizinkan untuk mendarat.
Badruddin Yunus, tokoh masyarakat nelayan setempat, mengatakan, para pengungsi itu sudah melaut selama 28 hari dan sebagian jatuh sakit dan satu diantaranya meninggal dunia.
Pengungsi Muslim Rohingya dari Myanmar telah bertahun-tahun berlayar ke negara-negara seperti Malaysia, Thailand dan Indonesia antara November dan April ketika laut tenang. Banyak dari mereka yang ditolak, meskipun muncul imbauan dari organisasi-organisasi hak asasi internasional agar mereka dibantu.
Lebih dari 730.000 Rohingya melarikan diri dari Myanmar pada Agustus 2017 setelah tindakan keras yang dilakukan pihak militer negara tersebut, yang menurut para pengungsi tindakan tersebut diantaranya termasuk pembunuhan massal dan pemerkosaan. Organisasi hak asasi manusia telah mendokumentasikan pembunuhan warga sipil dan pembakaran desa Rohingya.
Baca Juga: Masjid Pantai Bali Gelar Lomba Omplok Layar Tunjukkan Solidaritas Palestina
Ratusan orang Rohingya telah mencapai Indonesia dalam beberapa tahun terakhir, setelah berbulan-bulan terombang-ambing di laut. (T/RE1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Market Day Festival Baitul Maqdis Meriahkan BSP 2024 di Samarinda