Jakarta, MINA – Pertemuan antara Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto dan Menteri Angkatan Bersenjata Perancis Florence Parly di Jakarta, Kamis (10/2) menyepakati beberapa perjanjian kerja sama, termasuk pembelian enam pesawat tempur Rafale.
Kontrak pembelian enam pesawat tempur Rafale antara Kabaranahan Kemhan RI dengan Dassault tersebut sebagai awal dari kontrak yang lebih besar untuk 36 pesawat tempur Rafale berikutnya.
Selain itu disepakati juga MoU kerjasama di bidang research and development kapal selam antara PT PAL dengan Naval Grup, MoU kerjasama Program Offset dan ToT antara Dassault dan PT DI, MoU kerjasama di bidang telekomunikasi antara PT LEN dan Thales Group, serta kerjasama pembuatan munisi kaliber besar antara PT Pindad dan Nexter Munition.
Dalam pertemuan tersebut Menhan Prabowo kedua berharap dengan peningkatan kerjasama pertahanan antara kedua Negara dapat memperkuat hubungan pertahanan bilateral antara Indonesia dan Prancis di masa mendatang.
Baca Juga: MUI Tekankan Operasi Kelamin Tidak Mengubah Status Gender dalam Agama
“Kami membahas secara mendalam beberapa hal, sebagaimana diketahui Indonesia dan Prancis telah menjalin kerjasama pertahanan cukup lama sejak 1950. Dan saat ini, status hubungan bilateral kita di bidang pertahanan berada dalam status tertinggi, yaitu kita telah menandatangani Persetujuan Kerja sama Pertahanan/Defence Cooperation Agreement (DCA) pada 28 Juni 2021. Tentunya ini butuh ratifikasi dari parlemen kita untuk bisa dilaksanakan dengan baik,” ujar Prabowo.
Sementara itu Menteri Angkatan Bersenjata Florence Parly mengatakan, Prancis bertekad mendukung secara aktif program-program strategis besar Indonesia dan mendukung pengembangan industri pertahanan Indonesia yang solid.
“Indonesia yang menjatuhkan pilihan untuk menggunakan Pesawat Rafale menunjukkan kepercayaan Indonesia kepada Prancis dan menjadi bukti bahwa kemitraan strategis kedua negara sangat kuat dan dinamis. Penandatanganan kontrak antara Indonesia dan Prancis yang baru saja dilaksanakan ini merupakan tahap penting dalam proses pengadaan alutsista Indonesia, dan Prancis berharap kontrak kerjasama ini dapat diaktifkan sesegera mungkin,” ujar Menteri Parly. (R/RE1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Prof. El-Awaisi Serukan Akademisi Indonesia Susun Strategi Pembebasan Masjidil Aqsa