Jakarta, MINA — Sebanyak tiga perusahaan Arab Saudi menandatangani kerja sama dengan perusahaan-perusahaan Indonesia senilai USD140 juta atau sekitar Rp2,21 triliun.
Penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) kerja sama tersebut disaksikan langsung oleh Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita dan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi pada acara pembukaan Trade Expo Indonesia (TEI) ke-33 di Jakarta, Kamis (25/10).
“Pertama, kami memfasilitasi penandatanganan MoU antara Prime Star Energi – Arab Saudi dengan PT. Golden Surfactant Indonesia,” jelas Konsul Jenderal (Konjen ) RI di Jeddah, M. Hery Saripudin yang turut menyaksikan pendangangan MoU tersebut.
Konjen Hery menyebutkan estimasi nilai kontrak ini mencapai USD100 juta atau sekitar Rp1,52 triliun selama lima tahun ke depan.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
Saat ditanya, Ali Eirani Chairman Prime Star Energy menjelaskan, perusahaannya merupakan konsultan sekaligus importir bahan untuk keperluan produksi pada lapangan minyak dan gas milik ARAMCO Arab Saudi.
“Salah satu bahan yang diperlukan di sumur-sumur Aramco adalah surfaktan karena berguna untuk meningkatkan produksi sumur minyak yang sudah tua,” jelas Ali.
TEI kali ini juga menyaksikan penandatanganan MoU antara perusahaan Arab Saudi dan Indonesia di bidang kerja sama produk makanan.
Menurut Konjen, dua perusahaan Arab Saudi lainnya yang menandatangani kontrak kerja sama adalah Mohammed Bawazir for Trading/MBT dengan perusahaan Indonesia PT. Mayora Indah, Tbk dan Sami Al Kathiri Trading Est dengan PT. Rodamas Inti International.
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
“Estimasi nilai dua kontrak ini mencapai USD 40 juta (sekitar Rp600 miliar,” jelas Konjen RI Jeddah, yang hadir dalam TEI kali ini membawa 155 pengusaha Arab Saudi.
“Sehingga total transaksi dari tiga kontrak yang ditandatangani pada TEI 2018 paling sedikit mencapai USD 140 juta,” ungkap Konjen Hery Saripudin.
Konjen RI menjelaskan, sejak awal pihaknya mendorong dan memfasilitasi terjadinya penandatanganan MoU antara perusahaan Arab Saudi dan Indonesia tersebut.
“Hal ini sebagai langkah untuk melakukan penetrasi pasar dan ekspansi pasar, dengan target akhir agar nilai transaksi perdagangan Indonesia di Arab Saudi meningkat,” sambung Konjen RI.
Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon
Tentang profil perusahaan Arab Saudi yang terlibat kontrak ini, Konsul Ekonomi I KJRI Jeddah, Bachtiar Saleh menjelaskan, sejak berdiri tahun 1987, MBT Saudi merupakan importir aneka produk makanan dari Indonesia termasuk produk tuna, makanan dan minuman, sarden dan produk kecantikan dari Indonesia.
Sementara itu, menurut Konsul Indonesian Trade and Promotion Centre di Jeddah, Dr. Gunawan, perusahaan lainnya yang ikut menandatangani kontrak adalah Sami Al-Kathiri Trading.
“Perusahaan ini merupakan importir besar produk Indonesia ke pasar Arab Saudi seperti Kecap dan sambal, ikan tuna, bumbu (seasoning) dan rempah (bahan baku), gula merah (coco sugar)” imbuh Gunawan.
Terkait perhelatan TEI ke-33 tahun 2018 ini, Konsul Gunawan menerangkan, pengusaha Saudi yang hadir berasal dari berbagai line of business termasuk otomotif, kertas, produk minyak kelapa sawit (CPO), karet dan turunannya.
Baca Juga: OJK Dorong Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah untuk Santri di Kalteng
“Selain itu, banyak juga pengusaha Saudi yang datang mencari produk-produk makanan dan minuman olahan, perikanan, tekstil dan turunannya, kayu dan produk kayu, furnitur, kopi, teh dan rempah, bahan bangunan, dan lainnya,” tambah Gunawan, yang tahun ini menjadi kali ketiga dirinya mengawal ratusan pengusaha Arab Saudi berkunjung ke TEI.(L/R01/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Wapres: Ekonomi Syariah Arus Baru Ketahanan Ekonomi Nasional