Samarkand, MINA – Indonesia menorehkan prestasi penting di Sidang Umum UNESCO ke‑43 di Samarkand, Uzbekistan, dengan lima capaian diplomasi yang menegaskan peran bangsa dalam forum internasional, termasuk pengakuan resmi penggunaan Bahasa Indonesia.
Dalam agenda penutupan Sidang Umum UNESCO ke‑43, Kamis (13/11), Indonesia berhasil mencatatkan sejarah diplomasi kebudayaan dan ilmu pengetahuan di tingkat global. Delegasi Indonesia memanfaatkan momentum ini untuk menegaskan posisi strategis bangsa dalam berbagai aspek, mulai dari bahasa, budaya, hingga warisan spiritual.
Salah satu capaian paling mencolok adalah pengakuan resmi Bahasa Indonesia sebagai salah satu bahasa kerja dalam sidang tersebut. Ini menjadi tonggak penting karena untuk pertama kalinya, delegasi Indonesia dapat menyampaikan pernyataan resmi dalam bahasa ibu, menandai pengakuan internasional terhadap kekayaan bahasa Nusantara.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Prof. Abdul Mu’ti memanfaatkan kesempatan ini untuk menegaskan identitas budaya Indonesia melalui pidato yang juga menampilkan pantun khas daerah.
Baca Juga: Rusia Usulkan Rancangan Perdamaian Baru untuk Gaza
Selain itu, Indonesia memperkuat pengaruhnya di lingkup akademik dan ilmiah internasional dengan terpilihnya delegasi sebagai anggota Komite “Management of Social Transformations” (MOST), yang berperan menghubungkan penelitian sosial dengan kebijakan publik di berbagai negara.
Posisi strategis lainnya diraih Indonesia di Dewan Eksekutif Komite Oseanografi Antarpemerintah (IOC) UNESCO, memperkokoh kontribusi bangsa di bidang ilmu kelautan.
Dalam bidang budaya dan sejarah, Indonesia berhasil mendorong pengakuan atas warisan ulama dan pejuang Islam, Syekh Yusuf Al‑Makassari, yang akan diperingati ulang tahun ke‑400 kelahirannya pada 2027.
UNESCO juga menerima usulan Indonesia terkait pengakuan Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha sebagai hari besar yang tidak akan dijadikan hari pertemuan resmi di organisasi tersebut. Langkah ini menunjukkan diplomasi Indonesia yang tidak hanya menegaskan nilai-nilai nasional, tetapi juga menghormati keberagaman budaya dan agama di dunia internasional.
Baca Juga: Gedung Putih Luncurkan Operasi Militer Regional di Amerika Latin, Targetkan Kartel Narkoba
Delegasi Tetap RI untuk UNESCO, Mohamad Oemar, menyampaikan bahwa keberhasilan ini merupakan bukti diplomasi proaktif Indonesia yang mampu menyeimbangkan kepentingan nasional dan norma global.
Sementara itu, Menteri Mu’ti menegaskan bahwa pengakuan formal Bahasa Indonesia di UNESCO menjadi simbol bahwa suara Indonesia kini didengar di panggung dunia dan memperkuat peran bahasa sebagai jembatan pengetahuan antarbangsa. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Latihan Terbang di Karelia Berujung Tragedi, Jet Sukhoi Su-30 Rusia Jatuh















Mina Indonesia
Mina Arabic