Jakarta, 27 Dzulqa’dah 1436/11 September 2015 (MINA) – Indonesia terus mendorong penguatan kerja sama internasional di bidang keselamatan dan keamanan nuklir serta aplikasi teknologi nuklir untuk maksud damai dalam kerangka Badan Tenaga Atom Internasional atau IAEA (The International Atomic Energy Agency).
Dorongan tersebut disampaikan oleh Duta Besar RI untuk PBB dan Organisasi Internasional lainnya di Wina, Rachmat Budiman, pada Sidang Dewan Gubernur IAEA yang berlangsung di Wina, Austria 7-11 September.
Rilis Kemenlu yang diterima MINA (Mi’raj Islamic News Agency) menyebutkan, sebagai Ketua Delegasi Indonesia, Dubes Rachmat juga menegaskan komitmen Indonesia untuk membantu negara-negara berkembang lainnya di kawasan Asia Pasifik dan Afrika khususnya di bidang aplikasi teknologi nuklir dalam berbagai bidang pembangunan.
Dalam bidang keselamatan nuklir, Dubes Rachmat menyampaikan apresiasi atas beberapa kerja sama antara Indonesia dan IAEA dalam rangka pengembangan infrastruktur dan penguatan budaya keselamatan nuklir.
Baca Juga: Guru Supriyani Divonis Bebas atas Kasus Aniaya Siswa
Indonesia mempunyai catatan keselamatan dan keamanan nuklir yang sangat baik, namun pengembangan kapasitas di bidang tersebut merupakan suatu yang harus dilakukan secara terus-menerus untuk menjawab tantangan perkembangan dan pemanfaatan teknologi nuklir yang semakin luas.
Hal ini juga menjadi semakin penting mengingat rencana Indonesia untuk membangun pembangkit listrik tenaga nuklir di masa yang akan datang.
Berbagai kegiatan yang telah dilaksanakan bekerja sama dengan IAEA antara lain Site and External Events Design (SEED) dalam bentuk pelatihan mengenai safety review simulation, rencana pengiriman SEED review mission oleh IAEA ke Indonesia, workshop tentang safety culture self-assessment, maupun berbagai kerja sama dalam pengembangan dan penguatan infrastruktur regulasi di bidang ketenaganukliran.
Pasca kecelakaan pembangkit listrik tenaga nuklir di Jepang, keselamatan nuklir menjadi isu sensitif, dan dalam hal ini masyarakat internasional terus melakukan langkah-langkah strategis untuk meningkatkan standar keselamatan nuklir di seluruh dunia.
Baca Juga: Menteri Abdul Mu’ti: Guru Agen Peradaban
Dubes Rachmat menyambut baik upaya IAEA untuk membantu negara-negara anggotanya memperkuat kapasitas nasional di bidang keamanan nuklir. Berbagai program dukungan IAEA kepada negara anggota antara lain Integrated Nuclear Security Support Plans (INSSP) dan implementasi Nuclear Security Plan 2014-2017.
Keamanan nuklir merupakan isu penting untuk menjaga agar semua material nuklir tetap berada dalam pengawasan badan nasional terkait, serta menghindari kemungkinan pencurian material dan teknologi nuklir oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Dalam hal ini, Indonesia telah menerima kunjungan tim International Physical Protection Advisory Service (IPPAS) untuk melakukan penilaian dan kajian terhadap infrastruktur pengamanan fisik fasilitas nuklir di Indonesia.
Baca Juga: Jelang Pencoblosan, Calon Wabup Ciamis Meninggal Dunia
Indonesia merupakan negara pertama yang menyelenggarakan regional school on nuclear security yang dilaksanakan pada bulan Oktober 2014. Kegiatan tersebut dihadiri oleh 36 peserta dari 11 negara di kawasan Asia dan Pasifik.
Dubes Rachmat juga menegaskan bahwa Indonesia memiliki keunggulan di bidang aplikasi teknologi nuklir untuk maksud damai, khususnya di bidang pertanian, sebagaimana telah diakui oleh masyarakat internasional melalui pemberian penghargaan Outstanding Achievement Award di bidang pemuliaan tanaman (mutation breeding).
Mengingat keunggulan tersebut, Indonesia siap membantu negara-negara berkembang lainnya melalui skema kerja sama Peaceful Uses Initiative (PUI) di bidang pemuliaan tanaman, khususnya negara-negara berkembang di kawasan Asia Pasifik. Melalui skema PUI Indonesia akan menyediakan keahlian yang dimiliki sementara pendanaan kerja sama diharapkan diperoleh dari negara-negara donor lainnya.
Indonesia juga menyampaikan kesiapannya untuk menggalang kerjasama tingkat regional, khususnya melalui laboratorium milik Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) yang telah ditetapkan sebagai IAEA Collaborating Center for Industrial Applications of Nuclear Technology.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Diprediksi Turun Hujan Senin Sore Ini
Sidang Dewan Gubernur IAEA kali ini merupakan Sidang yang khusus diselenggarakan dalam rangka mempersiapkan Konperensi Umum (General Conference) IAEA yang akan dimulai tanggal 14 September 2015 di Wina, Austria.
Partisipasi Indonesia dalam Konperensi tersebut memiliki arti strategis untuk menyuarakan kepentingan Indonesia dalam program-program IAEA dan dalam rangka menggalang kerja sama dan kemitraan dengan negara-negara anggota IAEA untuk mendukung berbagai program pengembangan dan pemanfaatan iptek nuklir di tanah air.(T/P008/P4)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Syaikh El-Awaisi: Menyebut-Nyebut Baitul Maqdis Sebagai Tanda Cinta Terhadap Rasulullah