Jakarta, MINA – Indonesia dan Amerika Serikat memiliki strategic Partnership sejak 2015. Dengan kemitraan strategis tersebut Indonesia berusaha mengembangkan sebuah hubungan yang saling menghormati, saling menguntungkan tidak saja bermanfaat bagi dua negara tetapi juga bagi kawasan dan tentunya bagi dunia.
Hal tersebuut disampaikan Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno LP Marsudi setelah melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo, Sabtu (4/8), di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta.
“Indonesia ingin mengembangkan sebuah hubungan yang saling menghormati, sekali lagi saling menguntungkan dan berdasarkan equality,” ujar Menlu Retno.
Ia menjelaskan, Indonesia dan AS merupakan mitra di dalam pengembangan nilai demokrasi kemajemukan dan juga toleransi. Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, sebagai negara demokrasi ketiga terbesar di dunia dan salah satu dari 20 negara dengan GDP terbesar, tentunya memiliki posisi strategis dalam pergaulan internasional termasuk di dalam hubungan dengan AS.
Baca Juga: MUI Tekankan Operasi Kelamin Tidak Mengubah Status Gender dalam Agama
“AS sebagaimana diketahui merupakan mitra dagang keempat terbesar bagi Indonesia, AS juga merupakan mitra investasi keenam terbesar di Indonesia. Dan secara khusus melalui Menlu Pompeo, saya telah mengangkat beberapa isu perdagangan,” katanya.
Baru-baru ini Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita, telah melakukan pertemuan dengan Menteri Perdagangan Amerika Serikat dan kalangan bisnis Amerika Serikat, di Washington DC.
“Dari kunjungan tersebut kami mendapatkan laporan yang ternyata telah dikonfirmasi oleh Menlu Pompeo mengenai hasil positif kunjungan Menteri Perdagangan Indonesia ke Amerika akhir Juli lalu. Kita ingin membangun sebuah hubungan yang kuat dan saling menguntungkan,” tambah Menlu Retno.
Menlu Retno menyatakan, Indonesia tidak ada perang dagang dengan AS. Namun perang dagang ini antara AS dan Tiongkok. “Tetapi tadi saya sampaikan situasi dan kondisi hubungan perdagangan AS dan Tiongkok tentunya akan mempengaruhi semua negara di dunia termasuk Indonesia.”
Baca Juga: Prof. El-Awaisi Serukan Akademisi Indonesia Susun Strategi Pembebasan Masjidil Aqsa
“Jadi itu yang saya sampaikan dan sekali lagi pada saat pak Menteri Perdagangan ke sana sambutan untuk atau komitmen untuk meningkatkan sebuah hubungan yang lebih kuat di bidang perdagangan sangat terlihat,” kata Retno. (L/R04/RS1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Syeikh Palestina: Membuat Zionis Malu Adalah Cara Efektif Mengalahkan Mereka