Jakarta, 1 Rajab 1436/19 April 2015 (MINA) – Indonesia menjadi pusat perhatian dunia dengan menjadi tuan rumah Forum Ekonomi Dunia tentang Asia Timur (World Economic Forum on East Asia/WEF-EA) ke-24 yang akan berlangsung di Hotel Shangri-La, Jakarta, pada 19-21 April 2015.
Ini merupakan kali kedua Indonesia menjadi tuan rumah ajang serupa. Sebelumnya, Indonesia pernah menjadi tuan rumah World Economic Forum on East Asia pada 2011 lalu.
Dalam keterangan pers yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Ahad, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dijadwalkan akan memberikan sambutan utama dalam forum yang digagas World Economic Forum, satu-satunya lembaga internasional di dunia dalam bidang kerja sama antara pemerintah dan swasta.
The World Economic Forum didirikan pada tahun 1971 sebagai lembaga nirlaba internasional dan bermarkas di Jenewa, Swiss, berprinsip independen, tidak memihak dan tidak terikat dengan kepentingan khusus, bekerja sama erat dengan semua organisasi internasional.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
Sementara program acara Forum Ekonomi Dunia tersebut terdiri dari tiga pilar yakni pertama, pembahasan masyarakat dunia yang mengidentifikasikan potensi solusi untuk menekan tantangan sosial.
Kedua, pembahasan ekonomi baru yang membahas dampak dari Masyarakat Ekonomi Asean dan kelestarian lingkungan dan sosial.
Ketiga, pembahasan kawasan regional baru yang tak hanya mengkaji perkembangan kerja sama regional tetapi juga tekanan politik yang dapat menghambat kemajuan negara.
Pelaku Bisnis Top Dunia
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
Forum yang diadakan bersamaan perayaan 60 tahun Konferensi Asia-Afrika (KAA) itu akan dihadiri beberapa kepala negara dan kepala pemerintahan dan para pelaku bisnis top dunia.
Lebih dari 700 peserta dari 41 negara akan ambil bagian. Para CEO dunia/pimpinan perusahaan besar yang memastikan hadir antara lain adalah dari Aramco, Bombardier, Cargill, DuPont, Hitachi, JETRO, Marriott, MasterCard, Monsanto, McKinsey, Standard Chartered, dan Syngenta.
Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan menyambut ajang bergengsi itu melalui paviliun-paviliun yang menampilkan produk industri strategis untuk meningkatkan citra Indonesia sebagai negara produsen produk manufaktur yang bernilai tambah.
“Ini kesempatan emas bagi kami (Kemendag) dapat mempresentasikan produk unggulan Indonesia di hadapan para pelaku bisnis top dunia. Hal ini sekaligus membuktikan kesiapan Indonesia mengembangkan berbagai kerja sama strategis guna meningkatkan perdagangan dan investasi,” demikian dijelaskan.
Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Rachmat Gobel mengatakan Indonesia menyambut baik semua delegasi yang hadir dalam pertemuan itu. Indonesia siap mengembangkan berbagai kerja sama strategis guna meningkatkan perdagangan dan investasi, termasuk mengejar target ekspor 300% dalam lima tahun.(L/R05/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: OJK Dorong Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah untuk Santri di Kalteng