Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Akses dan Mutu Pendidikan Indonesia Dinilai Masih Menjadi Persoalan

Risma Tri Utami - Jumat, 28 April 2017 - 20:52 WIB

Jumat, 28 April 2017 - 20:52 WIB

379 Views ㅤ

Kasi Kurikulum Direktorat Pembinaan SMA Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Sutrianto. (Foto: Risma/MINA)

Quipper-300x196.jpeg" alt="" width="510" height="334" /> Kasi Kurikulum Direktorat Pembinaan SMA Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Sutrianto. (Foto: Risma/MINA)

Jakarta, 1 Sya’ban 1438/28 April 2017 (MINA) – Tantangan menyiapkan generasi hebat abad ke-21 makin berat di tengah persaingan globalisasi. Di sisi Iain, Indonesia masih berkutat pada penyelesaian kesenjangan akses dan mutu pendidikan, serta peningkatan kualitas guru.

Hal itu dikatakan oleh Kasi Kurikulum Direktorat Pembinaan SMA Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Sutrianto saat Press Conferenfe Quipper Indonesia bertema ‘Jadikan Hari Pendidikian Nasional Momentum Pemerataan Pendidikan Berbasis Teknologi’ di Jakarta, Jum’at (28/4).

Quipper adalah perusahaan pendidikan berbasis teknologi yang didirikan di Inggris pada Desember 2010 lalu, dengan misi sebagai ”Distributors of Wisdom” Quipper meyakini bahwa masalah kesenjangan pendidikan yang terjadi di dunia dapat diatasi dengan pemanfaatan teknologi yang tepat.

“Kita tahu bahwa Indonesia adalah negara yang cukup besar, tentu ini banyak sekali kendala terkait dengan akses pendidikan. Masalah yang sering terjadi adalah kekurangan ruang kelas, ini setiap tahunnya kami melakukan penganggaran untuk menambah akses. Tetapi itu ternyata masih kurang juga,” kata Sutrianto.

Baca Juga: Wamenag Sampaikan Komitmen Tingkatkan Kesejahteraan Guru dan Perbaiki Infrastruktur Pendidikan 

Oleh sebab itu, lanjut dia, Indonesia harus mencoba mengadakan sekolah-sekolah seperti SMP terbuka dan SMA terbuka. “Jadi, kita menggunakan akses-akses teknologi untuk menjangkau daerah-daerah yang sangat terpencil, terluar, tertinggal (3T),” ujarnya.

Sutrianto menuturkan, pembenahan terus dilakukan sesuai Sasaran Prioritas Nasional Kemendikbud tahun 2015-2019. Mulai dari penguatan vokasi, sarana dan prasarana pendidikan, menjamin kualifikasi dan kesejahteraan guru, peningkatakan mutu dan pendidikan karakter, hingga Program Indonesia Pintar.

“Upaya-upaya itu kita lakukan secara terprogram dan terus menerus setiap tahunnya,” katanya.

Sementara itu, PR & Marketing Manager Quipper Indonesia Tri Nuraini mengatakan, Quipper mengusung konsep e-learning atau pembelajaran berbasis digital melalui platform Quipper School (gratis) dan Quipper Video (premium) yang memungkinkan siswa dan guru memperoleh akses pendidikan berkualitas kapan dan dimana saja, menggunakan gawai, dengan cara menyenangkan.

Baca Juga: Hari Guru, Kemenag Upayakan Sertifikasi Guru Tuntas dalam Dua Tahun

”Kami sangat menjaga kualitas, baik itu konten, tutor maupun teknologi yg kita gunakan. Karena ketiga hai tersebut sangat dibutuhkan oleh guru dan pelajar,” katanya.

Sejalan dengan arah kebijakan dan strategi pembangunan pemerintah, Quipper berkomitmen mewujudkan visinya sebagai ‘Distributors of Wisdom’ dan berkontribusi meminimaiisasi kesenjangan pendidikan di berbagai beiahan dunia, termasuk Indonesia. Saat ini Quipper telah beroperasi di lima negara yaitu, Jepang, Filipina, Meksiko, Vietnam, dan Indonesia. (L/R09/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru

Rekomendasi untuk Anda

Pendidikan dan IPTEK
Pendidikan dan IPTEK