Jakarta, 5 Safar 1436/28 November 2014 (MINA) – Indonesia melalui Kementrian Luar Negeri pada Jum’at menyelenggarakan berbagai kegiatan dalam rangka memperingati hari solidaritas internasional untuk Palestina yang ditetapkan PBB sebelumnya.
Hari solidaritas internasional untuk Palestina yang jatuh pada 29 November itu, diperingati Indonesia dengan menyelenggarakan pameran foto dan seminar yang temanya menegaskan kembali dukungan tanpa henti Indonesia sampai Palestina merdeka.
Hadir dalam kegiatan itu, Duta Besar Palestina untuk Indonesia Fariz Mehdawi, perwakilan PBB di Indonesia Douglas Broderick serta duta besar dari negara-negara sahabat yang ikut meramaikan acara yang dibuka Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi.
Seminar juga dihadiri para perwakilan tokoh serta mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia yang menyambut baik acara yang diinisiasi Kemenlu itu.
Baca Juga: Puluhan Ekstremis Yahudi Serang Komandan IDF di Tepi Barat
Dalam sambutannya, Retno mengatakan penjajahan dan permukiman Israel harus dihapuskan agar terciptanya kedamaian dalam menyambut Palestina merdeka dan mencapai solusi dua negara.
“Kebijakan yang dilakukan Israel itu telah menyalahi berbagai hukum dan HAM internasional,” tegasnya.
Dia mencatat hubungan erat Indonesia dan Palestina yang sudah terjalin puluhan tahun lamanya, terutama di saat Indonesia mengumumkan kemerdekaannya, Palestina merupakan salah satu negara pertama di Timur Tengah yang mengakui Indonesia berdaulat.
“Tujuh dekade lalu, Syeikh Muhammad Amin Al-Husaini dari Palestina mengakui kedaulatan Indonesia dan mendorong petinggi-petinggi di TimurTengah untuk melakukan hal yang sama. Juga, Palestina merupakan satu-satunya negara peserta konferensi Asia Afrika yang belum merdeka,” katanya.
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
Menlu wanita pertama ini juga mengungkapkan dukungan tanpa henti Indonesia untuk terus mendorong kemerdekaan Palestina.
“Mungkin tidak ada lagi isu luar negeri yang lebih penting untuk Indonesia kecuali Palestina, yang dekat dengan hati kita,” katanya dalam awal sambutan.
Seminar juga dimeriahkan narasumber yang membawakan laporan-laporan terkini mengenai Palestina. Salah satunya, Dirjen Urusan Multilateral Kemenlu yang berpendapat inti permasalahan yang menghalangi pembicaraan damai adalah terus bertambahnya permukiman ilegal yang dibangun Israel sampai saat ini.
Hal serupa juga disampaikan Mahfudz Siddiq yang menyatakan Israel merupakan pihak yang membuat terhalangnya negosiasi dengan Palestina. Terlebih baru-baru ini Israel berencana mengesahkan UU dasar hukum negara Israel sebagai negara Yahudi, di mana hukum ini akan mengancam ratus ribuan warga Arab di tanah pendudukan yang selama ini hidup sebagai Muslim dan Kristen di bawah wewenang mereka.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Tidak kalah menarik, dubes Fariz ikut angkat bicara mengenai RUU negara Yahudi itu. Dia mengatakan, Israel sedang membuang waktu dengan memberlakukan hal “tak berguna” seperti itu. Menurutnya, negara-negara di seluruh dunia sudah mulai mendukung Palestina dan terbukti dengan pengakuan mereka yang muncul satu persatu akhir-akhir ini. “Oleh karenanya, ini hanya masalah waktu saja kapan Palestina merdeka, semuanya butuh waktu dan kita sedang menuju ke sana,” katanya kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA) sesuai acara.(L/P006/P008/R04)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza