Jakarta, MINA – Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan, untuk mengahadapi masalah revolusi industri 4.0, Indonesia perlu meningkatkan tenaga kerja dengan teknologi digital.
“Sangat naif sekali, jika ada para pejabat di lingkungan kementerian atau lembaga-lembaga yang tidak bisa menggunakan komputer, itu bahaya menurut saya, sangat tertinggal. Ini tidak boleh lagi terjadi,” katanya pada kegiatan Program Penguatan Kapasitas Pemimpin Indonesia tentang Theory U: Inovasi untuk Indonesia Lebih Baik oleh C. Otto Scharmer (Senior Lecturer MIT Sloan School of Management) di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis (5/7).
Menurutnya, hal tersebut harus diatasi sesuai dengan pengarahan Presiden Jokowi bahwa program penguatan kapasitas pemimpin Indonesia agar mampu menciptakan inovasi untuk Indonesia yang lebih baik.
“Mengapa ini perlu, sesuai dengan pengarahan bapak Presiden bahwa urgensi program. Dimana urgensi program ini adalah yang menjadi perhatian kita,” ujarnya.
Baca Juga: MUI Tekankan Operasi Kelamin Tidak Mengubah Status Gender dalam Agama
Ia memaparkan, masalah revolusi industri 4.0 adalah suatu perubahan yang mendasar karena zaman ini sudah diera digital yaitu yang menggabungkan antara digital fisik dengan manusia, sehingga semakin penting kecakapan sosial di dalam bekerja para pejabat dengan cara harus berubah konsep atau cara pandang seiring dengan perubahan teknologi.
“Ini perlu kita lakukan kepada seluruh pejabat yang ada di Indonesia dan ini sesuai dengan arahan bapak Presiden tentang hal ini untuk dilakukan di Indoensia. Akhirnya saya ditunjuk untuk mengkoordnasi oleh pak Menko Maritim tolong pak Menristekdiktilah mengkoordinasikan kegiatan ini dilending sektor,” paparnya.
Ia menjelaskan, namun hal yang menjadi sangat penting untuk merubah orang yang merespon perubahan digital ini dengan baik, karena tidak semua orang merespon dengan baik bahkan ada orang yang sangat tidak peduli terhadap perubahan yang ada.
“Saya tidak mau seperti itu, jika ingin Indonesia berubah karena dinegara negara lain sudah berubah dengan sangat cepat sekali, Eropa, Amerika sudah merespon positif apalagi Cina.”
Baca Juga: Prof. El-Awaisi Serukan Akademisi Indonesia Susun Strategi Pembebasan Masjidil Aqsa
Lebih lanjut ia menuturkan making Indonesia 4.0 yang perlu kami sampaikan kegiatan ini adalah kegiatan yang sangat penting sekali, untuk merubah Indonesia dimasa yang akan datang, di era revolusi indstri 4.0 yang berbasis pada digital.
“Kita melihat kondisi Indonesia ini sekarang, dimana daya saing ndonesia juga masih rendah, yaitu peringkat 36 dari 137 negara. Diperkirakan Indonesia ditahun 2030 menjadi 10 negara besar dunia, bahkan tahun 2050 diperkirakan akan menjadi nomor empat dunia,” tambahnya. (L/R10/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Syeikh Palestina: Membuat Zionis Malu Adalah Cara Efektif Mengalahkan Mereka