Jakarta, MINA – Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi mengatakan, mulai 1 Desember 2021 sampai 30 November 2022 Indonesia mendapat kepercayaan memegang Presidensi G20.
“Ini untuk yang pertama kalinya Indonesia memegang Presidensi G20 sejak G20 didirikan,” ujar Menlu dalam pernyataan pers bersama beberapa Menteri dan Gubernur BI secara virtual, Selasa (14/9) malam.
Menlu mengatakan, serah terima akan dilakukan pada saat Konfersensi Tingkat Tinggi G20 di Roma, Italia pada 30-31 Oktober 2021
Presidensi G20 Indonesia sendiri akan mengambil tema Recover Together, Recover Stronger.
Baca Juga: Tausiyah Kebangsaan, Prof Miftah Faridh: Al-Qur’an Hadits Kunci Hadapi Segala Fitnah Akhir Zaman
Dalam pelaksanaannya nanti diperkiraan situasi dunia pada 2022 akan belum sepenuhnya keluar dari pandemi COVID-19 dari aspek kesehatannya.
“WHO menyampaikan harapan bahwa pada akhir tahun ini, negara dunia dapat melakukan vaksinasi 40 persen dari populasinya, dan 70 persen pada pertengahan tahun 2022,” ujarnya.
Sementara dari aspek ekonomi, sesuai dengan data IMF pada tahun lalu, ekonomi dunia turun hingga minus 3,2 persen.
Tahun ini, terdapat tren positif pertumbuhan yang diperkirakan mencapai 6 persen dan tren ini diharapkan akan berlanjut pada tahun 2022, yaitu tumbuh 4,9 persen.
Baca Juga: Pembukaan Silaknas ICMI, Prof Arif Satria: Kita Berfokus pada Ketahanan Pangan
Menlu menegaskan, Indonesia tidak hanya akan memperhatikan kepentingan anggota G20 saja, namun juga negara berkembang dan kelompok rentan.
Indonesia akan memberikan perhatian besar kepada negara berkembang di Asia, Afrika, Amerika Latin, termasuk negara-negara kepulauan kecil di Pasifik dan Karibia.
G20 atau Group 20 negara adalah kelompok internasional yang terdiri dari Argentina, Australia, Brazil, Kanada, China, Uni Eropa, Prancis, Jerman, India, Indonesia, Italia, Jepang, Meksiko, Rusia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Korea Selatan, Turki, Inggris, dan Amerika Serikat.
Ketua G20 digilir, sementara pemimpin negara-negara anggota awalnya bertemu dua kali setahun. Pertemuan tersebut kemudian dikurangi menjadi setahun sekali sejak 2011.
Baca Juga: Menteri Yusril Sebut ada Tiga Negara Minta Transfer Napi
Pertemuan para pemimpin G20 biasanya didahului oleh pertemuan para menteri perdagangan, menteri keuangan dan gubernur bank sentral yang dirancang untuk mengatur agenda pertemuan para pemimpin negara-negara kuat dunia tersebut. (L/RE1/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: ICMI Punya Ruang Bentuk Kader-kader Indonesia Emas 2045