Industri Kereta Api Nasional Kirim 250 Gerbang ke Bangladesh

Surabaya, MINA – PT (INKA) melakukan pengiriman hasil tender yang nantinya berjumlah total 250 gerbong kereta penumpang ke Bangladesh.

Sebelumnya pada 2017, INKA juga memenangkan tender pengadaan kereta penumpang untuk Bangladesh Railway sebanyak 250 gerbong kereta dengan nilai kontrak sebesar 100,89 juta doalr AS atau sekitar Rp 1,4 triliun.

“Ini menunjukan kemampuan engineering dan produk nasional yang sudah bisa menembus pasar ekspor sekaligus menembus pasar-pasar nontradisional,” ujar Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto saat peresmian pengiriman ekspor gerbong kereta produksi Indonesia ke Bangladesh pada Ahad (20/1) di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.

Demikian seperti dilansir laman Kementerian Perindustrian () yang di kutip MINA.

Menperin mengatakan salah satu keunggulan kereta yang diekspor ini adalah Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang mencapai 65 persen.

“Kalau engineering dihitung sebagai local content, bisa mencapai 80 persen, ditambah sinergi dengan bahan baku lokal yang sudah tersedia,” tuturnya.

Menperin juga menyampaikan, struktur industri kereta api akan lebih kuat lagi karena terdapat bahan baku yang lengkap di dalam negeri, seperti baja dan stainless steel. Apalagi, kereta api sudah menjadi pelopor sejak Revolusi Industri Pertama.

“Di era industri 4.0, keunggulan kita adalah sudah cukup maju teknologinya dan punya pasar domestik yang bisa diarahkan ke ekspor,” ucapnya.

Menurut Airlangga, ekspor produk manufaktur lebih menguntungkan ketimbang ekspor komoditas karena mempunyai daya tahan lebih kuat dan tidak terganggu gejolak naik turun harga komoditas.

“Kisah sukses INKA menunjukkan ekspor kita bukan melulu komoditas, 73 persen dari total ekspor sudah dari industri pengolahan. Ini membuktikan kekhawatiran tentang deindustrialisasi tidak terjadi,” imbuhnya.

Direktur Eksekutif Lembaga Pembiayaan (LPEI) Sinthya Roesly menyampaikan, ekspor yang dilakukan INKA memenuhi syarat mandat yang dijalankan oleh lembaganya, yaitu mendukung peningkatan ekspor nasional dan daya saing pelaku ekspor Indonesia.

“Pertama, TKDN-nya terpenuhi. Selain itu, memenuhi kemanfaatan pembangunan dengan mempekerjakan banyak tenaga kerja dan supply chain-nya positif,” ujarnya.

Direktur Utama PT. INKA (Persero) Budi Noviantoro menyampaikan, peluang industri perkeretaapian masih terbuka lebar, misalnya untuk pasar di Asia Selatan dan Afrika. Untuk memenangkan kompetisi dengan perusahaan dari negara lain, pihaknya mengutamakan kualitas produk yang bagus, harga murah, serta pengiriman cepat.

“Kereta ini didesain khusus dengan kebutuhan layanan di sana, misalnya muatan diperbanyak dan atap diperkuat,” ujar Budi. (R/Mufi/RI-1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)