London, 3 Syawal 1436/19 Juli 2015 (MINA) – Pemerintah Inggris mengancam akan menghentikan izin ekspor peralatan militer untuk Israel, termasuk tank, pesawat, dan radar, jika peperangan dengan Hamas di Gaza kembali terjadi.
Negara yang terkenal dengan industri termasuk senjata perang itu menganggap Israel melakukan kejahatan perang dan melanggar hukum internasional jika melakukan invasi terhadap Gaza. Jerussalem post memberitakan seperti dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Ahad.
Inggris juga akan meninjau semua lisensi ekspor senjata ke Israel setelah Israel beberapa kali melakukan serangan militer ke Gaza yang telah mengakibatkan korban sipil Palestina.
Hasil peninjauan sementara menyimpulkan, setidaknya ada 12 jenis persenjataan yang dihentikan sambil menunggu penyelidikan lebih lanjut terhadap para korban di Gaza. Selain itu, Inggris juga menekan Israel untuk tetap mematuhi kesepakatan gencatan senjata dengan Gaza yang terjadi tahun lalu.
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant
“Mengingat ketidakpastian itu (Israel yang mungkin akan menyerang Gaza lagi), maka kami mengambil keputusan untuk menangguhkan izin ekspor senjata ke Israel sampai ada hasil penelitian dan komitmen Israel untuk menghentikan perang,” kata Sekretaris Divisi Penjualan Senjata Departemen Pertahanan Inggris, Vince Cable dalam sebuah pernyataan.
Israel mengatakan operasi militer di Gaza adalah bentuk upaya pertahanan diri, yang bertujuan untuk menghentikan roket yang ditembakkan dari wilayah itu oleh militan Islam.
Menurut sebuah laporan sebuah komite parlemen Inggris bulan lalu, kontrak yang disetujui dalam ekspor peralatan militer untuk Israel senilai lebih dari 7,8 miliar pound, termasuk kontrak untuk memasok Iron Dome, pesawat tak berawak (drone) dan rudal.
Sementara itu, pejabat senior pada Kementerian Luar Negeri Inggris, Sayeeda Warsi pekan lalu mengundurkan diri. Ia menuduh pemerintah Perdana Menteri David Cameron tidak bersimpati terhadap penderitaan rakyat Gaza. (T/R003/R05)
Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Setelah 40 Tahun Dipenjara Prancis, Revolusioner Lebanon Akan Bebas