Dhaka, MINA – Pemerintah Inggris pada Senin (7/5) menjanjikan kucuran dana segar sebesar 70 juta pound sterling untuk membantu pengungsi Rohingya di Cox’s Bazar, Bangladesh.
“Sejauh ini, Inggris telah menyediakan GBP 129 juta dalam bentuk bantuan kemanusiaan untuk pengungsi Rohingya,” kata Komisi Tinggi Inggris di Dhaka dalam sebuah pernyataan.
Bantuan itu disiapkan menjelang musim topan dan musim hujan yang akan memastikan tempat perlindungan aman dan mencegah penyebaran penyakit yang terbawa air di kamp-kamp.
Paket bantuan itu diharapkan dapat membantu hingga 200 ribu orang dengan material yang diperlukan untuk memperkuat tempat penampungan mereka, 300 ribu orang dengan bantuan makanan dan air bersih, dan 30 ribu wanita hamil dan menyusui serta 120 ribu anak di bawah lima tahun dengan gizi darurat.
Baca Juga: Diboikot, Starbucks Tutup 50 Gerai di Malaysia
Tidak hanya itu, dukungan ini juga akan memberikan perawatan kebidanan kepada 50 ribu wanita, akses ke kamar mandi untuk 52.900 wanita dan anak perempuan, serta layanan kesehatan untuk 50 ribu orang.
Kampanye vaksinasi melawan penyakit juga berlangsung di kamp-kamp penampungan.
Sejak 25 Agustus 2017, sekitar 750 ribu Rohingya, yang sebagian besar anak-anak dan wanita, melarikan diri dari Myanmar ketika pasukan Myanmar meluncurkan aksi kekerasan terhadap komunitas Muslim minoritas tersebut, menurut lembaga Amnesty International.
Menurut Doctors Without Borders, setidaknya 9.000 Rohingya tewas di negara bagian Rakhine dari 25 Agustus hingga 24 September.
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan
Dalam laporan yang diterbitkan pada 12 Desember, organisasi kemanusiaan global mengatakan, kematian 71,7 persen atau 6.700 orang Rohingya disebabkan oleh kekerasan. Di antara mereka termasuk 730 anak-anak di bawah usia 5 tahun.
Rohingya, yang digambarkan oleh PBB sebagai komunitas yang paling teraniaya di dunia, telah menghadapi ketakutan yang meningkat karena puluhan orang terbunuh dalam kekerasan komunal pada tahun 2012.
PBB telah mendokumentasikan adanya perkosaan massal, pembunuhan – termasuk bayi dan anak kecil -, pemukulan brutal, dan penghilangan yang dilakukan oleh personel keamanan. Dalam laporannya, penyelidik PBB mengatakan bahwa pelanggaran tersebut sangat mungkin dimasukkan sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan. (T/R03/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina