Oleh Bahron Ansori, wartawan MINA
Selanjutnya, beberapa tanda kasih sayang Allah kepada hamba-Nya antara lain sebagai berikut.
Keempat, mampu memahami syariat
Orang yang dengan mudah memahami hukum-hukum Islam lalu dimudahkan pula untuk mengamalkannya, adalah orang-orang yang sebenarnya dicintai oleh Allah Ta’ala. Allah tanamkan pemahaman ilmu dinul Islam ini kepadanya setahap demi setahap. Allah akan menuntun setiap langkahnya menuju kebaikan.
Baca Juga: Agar Tenang Menghadapi Segala Takdir Allah
Orang yang disayang oleh Allah adalah salah satunya akan dimudahkan memahami ilmu syariat (agama). Dalam sebuah hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
من يرد الله به خيرا يفقهه في الدين
“Barangsiapa yang Allah inginkan kebaikan padanya, Allah akan faqihkan ia dalam masalah agama (ini).” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Kefaqihan adalah pemahaman yang Allah berikan kepada seorang hamba. Pemahaman yang lurus tentang al Quran dan hadits didasari dengan kebeningan hati dan aqidah yang shahih. Karena hati yang dipenuhi oleh hawa nafsu tidak akan dapat memahami al Quran dan hadits dengan benar.
Kelima, diberi-Nya sifat kelembutan
Baca Juga: Ahlul Qur’an, Pelita Umat dalam Cahaya Ilahi
Sifat dan sikap lembut yang melekat pada seorang hamba, merupakan bukti kasih sayang Allah kepada hamba-Nya. Allah menjaganya dengan kelemah lembutannya dalam setiap pembicaraannya, prilakunya kepada orang lain. Sehingga banyak orang yang merasa nyaman dan senang kepadanya.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
فَإِنَّ الرِّفْقَ لَمْ يَكُنْ فِى شَىْءٍ قَطُّ إِلاَّ زَانَهُ وَلاَ نُزِعَ مِنْ شَىْءٍ قَطُّ إِلاَّ شَانَهُ
“Sesungguhnya lemah lembut tidaklah ada pada sesuatu kecuali akan menghiasinya, dan tidaklah dicabut dari sesuatu kecuali akan memperkeruhnya.” (HR. Abu Dawud, sanad: shahih).
Hadits ini menjelaskan bahwa kelembutan akan menjadi penghias bagi sesuatu, sedangkan hilangnya kelembutan membuat suatu perkara menjadi tidak lagi indah. Dan di antara perkara yang membutuhkan kelembuatan adalah dakwah.
Baca Juga: Menikah Itu Ibadah, Bukan Ajang Pamer Mahar
Dalam sabdanya yang lain, Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda yang artinya, “Jika Allah menginginkan kebaikan penghuni satu rumah, maka Dia masukkan kelembutan.” (HR. Imam Ahmad, Al Hakim dan At Tarmidzi)
Keenam, mudah melaksanakan perintah–Nya
Di antara tanda kasih sayang Allah kepada hamba-Nya yang lain adalah Allah mudahkan bagi hamba-Nya untuk menaati segala perintah-Nya dengan melaksanakan segala yang diperintahkan, dan meninggalkan semua yang dilarang-Nya.
Allah jadikan hatinya penuh dengan ketenangan, meski bisa jadi masalah yang dihadapinya sangat banyak. Hatinya tenang dalam melaksanakan ibadah. Ia tidak pernah grusah grusuh dalam mengambil keputusan dan bisa menerima setiap masukan berupa nasehat yang baik demi perbaikan.
Baca Juga: Korupsi, Dosa dan Bahayanya dalam Islam
Hatinya tenang karena senantiasa berzikir kepada Allah Ta’ala. Allah berfirman,
ألا بذكر الله تطمئن القلوب
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah, hati menjadi tenteram.” (QS. Al Ra’du: 28)
Ketujuh, sulit melakukan kemaksiatan
Sulit melakukan kemaksiatan, artinya merasa sangat takut ketika harus melanggar perintah Allah Ta’ala adalah salah satu tanda dari kasih sayang Allah kepada hamba-Nya. Ia tahu, sekali melakukan dosa, maka baginya adalah noda hitam yang sudah ia menorehkan keburukan dalam lembaran imannya.
Baca Juga: Doa, Usaha, dan Keajaiban: Rahasia Hidup Berkah
Karena itu, dia tidak mudah melakukan kemaksiatan. Sebab ia sadar, Allah selalu memantaunya. Ada malaikat-malaikat mulia yang setiap waktu akan mencatat segala amal baik dan buruknya. Bahkan, ia menyadari sekali jika Allah selalu bersamanya dimanapun ia berada.
Allah Ta’ala berfirman,
وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ
“Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada.” (Qs. Al-Hadiid : 4). Lalu bagaimana mungkin baginya berani berbuat maksiat sementara Allah Ta’ala selalu bersamanya, memantaunya setiap saat. (A/RS3/R06)
bersambung…
Baca Juga: Mengapa Islam Menekankan Hidup Berjama’ah?
Mi’raj News Agency (MINA)