Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ini Jurus Rahasia Membahagiakan Suami (bag. 1 dari dua tulisan)

Bahron Ansori - Selasa, 20 Agustus 2019 - 10:24 WIB

Selasa, 20 Agustus 2019 - 10:24 WIB

11 Views

Oleh Bahron Ansori, wartawan MINA

Sebuah rumah tangga, tak selamanya berjalan manis dan mulus. Pasti sesekali ada keluh, kesah dan sesal di sana. Namun, alangkah elok rumah tangga seorang muslim. Rumah tangga seorang Muslim sejatinya senantiasa berbenah menjadi lebih baik menuju keluarga yang sakinah, mawaddah, rahmah dan mencapai takwallah. Karena itu, suami istri yang berpegang teguh pada syariat Allah, sudah seharusnya terus memperbaiki diri untuk saling melayani satu dengan lainnya dengan penuh keikhlasan.

Di antara sekian banyak kunci kebahagiaan dalam rumah tangga, salah satunya terletak pada peran istri. Jika istri cerdas memainkan perannya, maka insya Allah suaminya akan tenang, tentram dan bahagia. Sebaliknya, jika istri tak faham bagaimana cara membahagiakan suaminya, bisa dipastikan rumah tangganya akan hampa, hambar dan jauh dari kebahagiaan.

Setidaknya ada beberapa cara yang bisa dilakukan oleh seorang istri demi membahagiakan Kunci Surganya (suami). Berikut ini adalah beberapa rahasia bagaimana cara agar istri bisa membuat suaminya bahagia sepanjang hari. Bersyukurlah bila seorang suami mempunyai istri shalehah. Sebab ia adalah sebaik-baik perhiasan yang pernah ada di bumi ini. Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam pernah  bersabda,

Baca Juga: Baca Doa Ini Saat Terjadi Hujan Lebat dan Petir

اَلدُّنْيَا مَتَاعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ.

“Dunia adalah perhiasan, dan sebaik baik perhiasan adalah wanita shalihah.” (HR. Muslim no 1467)

Pertama, sambutlah ia dengan manis dan manja. Seorang istri harus menyambut suaminya dengan wajah yang manis, dan kemanjaan yang tak berlebihan. Lakukan setiap waktu, agar suami merasa betah diam di rumah. Apalagi jika suami itu baru kembali dari bekerja, bepergian, maka sambutlah ia dengan tampilan semanis mungkin.

Jumpai suami Anda dengan wajah yang riang gembira. Bersoleklah untuknya. Pakailah minyak Kasturi kesukaannya Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam dan istri-istrinya. Jangan biarkan telinganya mendengar kabar-kabar buruk tentang berbagai peristiwa selama sepeninggalnya. Bersabarlah untuk menceritakan segala sesuatu kepadanya. Tunggu hingga ia selesai menikmati makanan kesukaannya yang telah Anda sajikan tepat waktu.

Kedua, percantiklah dirimu dan rendahkan suaramu. Mempercantik diri dihadapan suami adalah sebuah keharusan; setiap saat, setiap waktu. Bukan sebaliknya, engkau tampil canti dan menarik dihadapan lelaki ajnabi yang sudah tentu haram bagimu. Apalagi jika hal itu mengundang kemaksiatan. Seorang suami akan merasa selalu terikat dan terpikat dengan tampilan istrinya yang selalu menarik perhatiannya. Dengan begitu, rasa cinta di antara keduanya akan kian tumbuh subur.

Baca Juga: Ini Doa Terbaik Dari Keluarga untuk Jamaah Yang Pulang Umrah

Tak kalah penting yang harus dilakukan seorang istri, adalah merendahkan, melembutkan nada suaranya. Jangan sesekali meninggikan suara dihadapan suami Anda sebab hal itu bisa membuat hatinya terluka. Karena ia mengira Anda sedang marah kepadanya. Bukan tidak mungkin saat Anda meninggikan suara dihadapan suami, lalu setan menghembuskan kemarahan di hati suaminya.

Ketiga, senantiasa tampil wangi dan selalu cantik. Sejatinya, istri sholehah senantiasa bisa tampil cantik dan selalu menebar bau wangi saat dekat dengan suaminya. Seorang istri harus pandai bersolek dan merawat tubuhnya agar selalu indah bagi suaminya. Jika ia mempunyai pakaian terbaik, maka pakailah demi membahagiakan suaminya. Hal lain yang tak kalah penting harus dilakukan seorang istri adalah senantiasa mandi secara teratur. Gunakanlah farfum selama itu untuk membuat suami Anda berbahagia.

Keempat, merasa puaslah dengan apa yang telah Allah berikan melalui suami. Seharusnya, sikap seorang wanita (istri) beriman akan merasa puas menerima setiap pemberian suaminya yang telah ditakdirkan Allah kepadanya. Tidak boleh ia meminta lebih dari kemampuan suaminya apalagi sampai frustasi lalu depresi karena suami Anda belum bisa memenuhi kebutuhan Anda. Ingat, pemberi rezeki itu Allah Ta’ala. Jangan khawatir sebab Allah dengan segala sifat kasih sayangnya akan memberikan rezeki.

Jadilah istri yang penuh rasa syukur atas setiap pemberian suami. Jangan hanya karena masalah dunia yang sepele ini, Anda menjadi orang yang kufur kepada suami dan Allah. Bersyukurlah, jika Anda hari ini masih bisa makan, minum dan tidur di ranjang yang empuk. Cobalah sesekali baca ayat kauniyah disekeliling, maka Anda akan melihat betapa banyak orang-orang sekitar yang hidupnya tidak secerah Anda. Di antara mereka bahkan ada yang cacat, miskin atau bahkan kadang makan hanya sehari sekali.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-21] Tentang Istiqamah

Ingatlah, kekayaan sejati adalah kecerdasan ruhiyah (hati) untuk senantiasa merasa puas dengan apa yang telah Allah takdirkan untuk Anda melalui suami. Sifat qonaah jauh lebih bernilai dibandingkan dengan segala kekayaan tapi melalaikan dan menjerumuskan kelak ke liang neraka.  Imam Asy-Syafi’i rahimahullah berkata, “Jika engkau memiliki hati yang selalu qana’ah maka sesungguhnya engkau sama seperti raja dunia.”

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda. Dari Abu Hurairah, Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ ، وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ

Kaya bukanlah diukur dengan banyaknya kemewahan dunia. Namun kaya (ghina’) adalah hati yang selalu merasa cukup.” (HR. Bukhari no. 6446 dan Muslim no. 1051).

Jadi, bersabar dan bersyukurlah kepada suamimu dan Allah, karena sesungguhnya kekayaan sejati adalah kemampuan hati bisa menerima apa adanya dengan ikhlas pemberian dari Allah Ta’ala.

Baca Juga: Makna Mubazir dalam Tafsir Al-Isra’ Ayat 27, Mengapa Pelaku Pemborosan Disebut Saudara Setan?

Kelima, bersyukur dan memberikan apresiasi. Selain bersyukur atas segala pemberian suami, maka yang juga harus dilakukan seorang istri adalah memberikan apresiasi atas kebaikan suami. Tentu saja apresiasi kepada suami bisa dalam aneka bentuk. Bisa jadi, Anda mengungkapkan rasa cinta kepada suami dengan lembut. Seorang suami, jika dia benar menyintai istrinya, maka saat sang istri mengatakan dengan terus terang bahwa ia mencintainya, maka seorang suami yang baik akan berupaya keras untuk membahagiakannya.

Berusahalah selalu bersyukur atas segala pemberian suami. Ingat, betapa banyak wanita kelak yang akan masuk neraka, sebab salah satunya karena mereka kurang bersyukur kepada suaminya. Jika seorang istri tidak bersyukur kepada suaminya, maka suaminya lambat laun akan bertanya, “Untuk apa saya harus berbuat baik kepada dia (istrinya), sementara dia tidak pernah berterimakasih dan bersyukur atas apa yang saya berikan kepadanya.”

Sungguh, berhati-hatilah wahai para istri. Jika suami Anda sudah berkata seperti terungkap dalam kalimatnya di atas, itu artinya seorang istri di mata suaminya sudah jatuh nilai dan wibawanya, kecuali jika istri itu bertaubat kepada Allah dan memohon maaf kepada suaminya. Taubat kepada Allah dan memohon maaf atas semua kesalahan dan kelalaian kepada suami adalah jalan yang baik. Serta berjanjilah untuk tidak mengulangi perbuatan yang dibenci suami itu.

Keenam, kesetiaan dan ketaatan. Bagi seorang istri, ketaatan dan kesetiaan kepada suami adalah harga mati. Istri yang setia dan taat, hanya akan membuahkan semakin besarnya rasa cinta suami kepadanya. Begitu juga sebaliknya, istri yang selalu mengingkari ketaatan kepada suaminya, dan senantiasa mengkhianati suaminya, maka tidak ada jalan lain kecuali menasihatinya, jika hal itu baru pertama kali dilakukan.

Baca Juga: [Hadits Arbain Ke-20] Malu Bagian dari Iman

Namun, jika pengkhianatan yang dilakukan istrinya itu sudah berulang kali, maka tak salahlah jika suami ‘mengganti’ istrinya dengan yang lebih shalehah lagi. Apalah artinya mempunyai seorang istri, tapi dia berbuat curang kepada suaminya. Rumah tangga itu, tak ubahnya seperti sebuah neraka yang selalu bergolak dengan masalah akibat istrinya yang tidak faham agama.

Bersikap setia terutama saat suami Anda didera musibah yang menimpa fisik atau pekerjaannya, semisal kecelakaan atau kebangkrutan. Saat-saat suami terpuruk seperti itu, tentu saja sikap yang baik adalah bukan meninggalkannya seorang diri, tapi berusahalah untuk selalu membersamainya. Insya suami akan kuat dan bangkit dari semua ujian yang dialaminya. (A/RS3/RS2)

bersambung…

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Malu Kepada Allah

Rekomendasi untuk Anda

Tausiyah
Tausiyah