Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ini Rincian Proposal Gencatan Senjata yang Setujui Hamas, Tapi Israel Masih Ragu

Redaksi Editor : Arif R - 3 menit yang lalu

3 menit yang lalu

3 Views

Para pejuang Al-Qassam saat menjaga Lapangan Al Saraya di Kota Gaza saat pembebasan tiga sandera Israel. (Foto: Anadolu)

Kairo, MINA – Hamas menyatakan kesediaannya untuk menerima proposal gencatan senjata yang dimediasi oleh Mesir dan Qatar. Rencana ini terdiri dari tiga tahap utama yang bertujuan mengakhiri konflik berkepanjangan di Gaza, serta mencakup pertukaran tahanan antara Hamas dan Israel.

Namun, tanggapan dari pihak Israel terbilang dingin. Pemerintah Israel tetap berfokus pada rencana ofensif ke wilayah Rafah, Gaza selatan, dan menegaskan keinginan mereka untuk sepenuhnya menghancurkan Hamas. Dilansir Aljazeera.

Pemerintah Amerika Serikat belum memberikan pernyataan resmi, namun dikabarkan masih meninjau respons Hamas terhadap proposal yang diajukan.

Isi Proposal Gencatan Senjata Hamas  

Baca Juga: Pejuang Palestina Peringatkan Ancaman Aneksasi dan Pengusiran Usai Kunjungan Netanyahu ke Tepi Barat

Tahap Pertama: Penghentian sementara peperangan di lapangan, gencatan senjata sementara antara Hamas dan Israel, Penarikan pasukan Israel ke wilayah timur Gaza, menjauh dari daerah padat penduduk. Penghentian penerbangan pesawat tempur dan drone Israel di atas Gaza selama 10 jam per hari, dan 12 jam saat hari pembebasan sandera.

Hamas akan membebaskan 33 sandera secara bertahap (termasuk jenazah), dengan prioritas perempuan, lansia di atas 50 tahun, anak di bawah 19 tahun yang bukan tentara, dan pasien sakit.

Sebagai imbalannya, Israel akan membebaskan 30 tahanan Palestina untuk setiap warga sipil Israel yang dikembalikan hidup-hidup, serta 50 tahanan untuk setiap tentara perempuan. Pengungsi Palestina dapat mulai kembali ke rumah secara bertahap.

Tahap ini juga mencakup dimulainya proses rekonstruksi dan distribusi bantuan kemanusiaan oleh UNRWA dan lembaga bantuan lainnya.

Baca Juga: Pelapor PBB: Hamas adalah Kekuatan Politik terpilih, Bukan Gerombolan Pembunuh

Tahap Kedua: Penghentian Permanen dan Penarikan Penuh. Operasi militer dihentikan secara permanen. Penarikan penuh pasukan Israel dari wilayah Gaza.

Pertukaran tahanan kembali dilakukan, kali ini mencakup semua sandera Israel yang tersisa, termasuk tentara, dengan imbalan tahanan Palestina dalam jumlah yang belum ditentukan.

Tahap Ketiga: Rekonstruksi dan Pengakhiran Blokade. Pertukaran sisa jenazah dan tahanan dari kedua belah pihak.

Dimulainya rencana pembangunan kembali Gaza yang berlangsung selama 3 hingga 5 tahun. Penghapusan blokade Israel atas Gaza menjadi poin penting dari tahap ini.

Baca Juga: Israel Bunuh Lagi Enam Warga Gaza Pencari Bantuan

Respons Israel: Skeptis dan Tetap Agresif

Meski proposal telah diterima Hamas, Israel menunjukkan indikasi belum akan menyetujui kesepakatan. Pada hari yang sama, Israel menginstruksikan evakuasi warga Palestina dari Rafah timur, bersiap melancarkan serangan militer besar.

Wakil pemimpin Hamas, Khalil al-Hayya, menyatakan,  keputusan kini berada di tangan Israel. Namun, media Israel melaporkan bahwa isi kesepakatan yang disetujui Hamas berbeda dari apa yang sebelumnya dibahas bersama Israel.

Menteri Keamanan Nasional Israel dari partai sayap kanan, Itamar Ben-Gvir, secara terbuka menolak kesepakatan dan mendesak invasi ke Rafah.

Baca Juga: Tentara Zionis Serang Gaza, 17 Warga Gugur

Kabinet perang Israel bahkan sepakat secara bulat untuk melanjutkan serangan di Rafah demi meningkatkan tekanan terhadap Hamas.

Serangan udara intens pun dilaporkan kembali terjadi di Gaza selatan pada Senin malam. Di sisi lain, keluarga para sandera di Israel melakukan aksi protes di Tel Aviv, mendesak pemerintah agar menyetujui kesepakatan demi keselamatan para tawanan. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Hamas Terima Proposal Gencatan Senjata Mesir-Qatar

Rekomendasi untuk Anda