Cibubur, Bekasi, MINA – Sekolah Insan Mandiri Cibubur (IMC) Islamic Boarding School mengadakan seminar online atau web (Webinar) yang bertajuk ‘Reformasi Pondok Pesantren Era New Normal’ dengan menghadirkan pembicara, pakar pendidikan Munif Chatib, pada Ahad (21/6).
Munif mengatakan, membangun pondok pesantren atau boarding school itu tidak mudah, sama seperti membangun tiga institusi sekaligus, sekolah, restoran dan hotel.
“Sampai 2020 ini menurut laporan dari media yang saya baca, di Indonesia terdapat 28 ribu pesantren dengan total santrinya ada 18 juta lebih. Inilah epicentrum jumlah pemimpin yang akan memimpin Indonesia. Ini sebuah potensi di mana hanya ada dua pilihan, potensi bagus atau menimbulkan bencana, karena banyaknya potensi sumber daya manusia yang tidak berkualitas itu akan menjadi bencana di sebuah negara,” kata Munif yang juga sebagai Direktur Sekolah IMC.
“Karena itu perhatian kita semua terhadap pondok pesantren / boarding dari tahun ke tahun bertambah sehingga peminatnya banyak. Dalam Qs. Ali Imron: 110 dikatakan bahwa ‘Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia….’ Maka muslimin (umat Islam) adalah umat manusia terbaik yang mengingatkan kita bahwa santri merupakan potensi yang luar biasa, kita tidak boleh membiarkan pondok itu di pandang sebelah mata,” imbuhnya.
Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru
Menurut Munif, setidaknya ada lima aspek dalam reformasi pondok pesantren era new normal. Pertama, reformasi sistem pembelajaran E-Learning, kemudian reformasi paradigma kemampuan peserta didik, ketiga reformasi target profesi sarjana, reformasi kurikulum pondok pesantren dan terakhir reformasi kemampuan tenaga pengajar pondok pesantren.
Penulis buku ‘Gurunya Manusia’ itu juga mengusulkan untuk mereformasi kurikulum pendidikan dengan mengusung pendekatan kurikulum Project Based Quran, yaitu salah satu kurikulum/program utama yang dimiliki oleh Yayasan Pendidikan Silaturahim Jatikarya di mana anak-anak hafal Al-Quran dan memahami, juga mengaplikasikan dengan dikemas dalam riset yang menarik.
“Kita semua sebagai guru harus menyambut pembelajaran e-learning, meskipun tidak ada pandemi, saat ini guru harus mendalami e-learning. Walau pembelajaran seperti ini sebenarnya tidak sempurna, karena e-learning yang benar adalah anak-anak tetap keluar rumah dan bertemu serta bersosialisasi dengan lingkungan,” ujarnya.
Munif menambahkan, adanya pandemi COVID-19 ini membuat adanya protokol kesehatan yang nantinya menjadi kebiasaan sehingga menjadi habit. Seperti pengukuran suhu tubuh, menggunakan masker, rajin mencuci tangan dan menjaga jarak.
Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia
“Kita punya harapan pandemi covid ini cepat selesai, meskipun yang kita lihat di Indonesia jumlahnya bertambah terus. Kalau ini sudah selesai, jangan lupa bahwa pembelajaran e-learning dan protokol kesehatan akan berjalan terus yang nantinya akan menjadi habit,” katanya. (L/R6/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Matahari Tepat di Katulistiwa 22 September