Tel Aviv, MINA – Otoritas militer dan intelijen Israel telah menyatakan keprihatinannya mengenai kiemungkinan terjadinya ledakan perlawanan di Tepi Barat saat bulan Ramadhan yang akan datang.
Dikutip dari Al-Mayadeen pada Senin (5/2), mereka merekomendasikan agar pihak berwenang melonggarkan tindakan terhadap warga Palestina di Tepi Barat dan Al-Quds (Yerusalem) yang diduduki.
Ramadhan akan dimulai pada awal Maret tahun ini. Bulan suci ini identik dengan beberapa momen yang dirayakan umat Islam. Baru-baru ini, penjajah Zionis sangat membatasi masuknya warga Palestina ke salah satu situs paling suci, Masjid Al-Aqsa, di Al-Quds yang diduduki.
Langkah pembatasan di Al-Quds dilakukan seiring dengan meningkatnya penindasan sistematis terhadap warga Palestina di wilayah pendudukan, termasuk operasi penahanan skala besar dan pembunuhan terhadap warga Palestina di Tepi Barat.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Dalam konteks ini, para pejabat militer dan intelijen Israel telah merekomendasikan agar pembatasan dilonggarkan, karena khawatir bahwa “Hamas akan memanfaatkan waktu paling penting bagi umat Islam, sebagai kesempatan untuk mengobarkan [Tepi Barat],” kata Yoav Zitun, analis urusan militer untuk Israel. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon