Pyongyang, MINA – Korea Utara dilaporkan mengalami pemadaman internet secara menyeluruh pada Sabtu (7/6), dengan seluruh jalur koneksi ke luar negeri tidak dapat diakses sejak pagi hari waktu setempat.
Sejumlah situs resmi milik pemerintah Korea Utara, termasuk kantor berita negara Korean Central News Agency (KCNA) dan situs Kementerian Luar Negeri, dilaporkan tidak bisa diakses. Gangguan ini memutus konektivitas digital Korea Utara dengan dunia luar, termasuk jalur utama yang melalui China dan Rusia.
Junade Ali, seorang peneliti siber asal Inggris yang secara aktif memantau aktivitas internet Korea Utara, menyebut bahwa gangguan ini bersifat besar dan menyeluruh.
“Gangguan besar sedang terjadi di jaringan internet Korea Utara, mempengaruhi semua jalur, baik dari China maupun Rusia,” ujarnya, dikutip dari Bloomberg, Sabtu (7/6).
Baca Juga: CJPME: Kanada Harus Tekan Israel untuk Pastikan Armada Kebebasan Masuk Gaza
Menurut laporan dari Bloomberg dan TechCrunch, sistem pemantauan global juga tidak mendeteksi adanya lalu lintas atau aktivitas dari infrastruktur internet Korea Utara.
Kondisi ini menunjukkan kemungkinan adanya pemutusan koneksi secara sengaja atau kegagalan sistem internal secara besar-besaran.
Junade menduga gangguan ini tidak berasal dari serangan luar.
“Sulit memastikan apakah ini disengaja atau tidak, tapi sepertinya berasal dari dalam, bukan serangan dari luar,” katanya menegaskan.
Baca Juga: ispace Jepang Gagal Lagi: Wahana Pendarat Resilience Jatuh di Bulan
Sementara itu, pihak Kepolisian Korea Selatan dari Pusat Respon Teror Siber yang biasanya memantau aktivitas siber Korea Utara, belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait gangguan tersebut.
Korea Utara dikenal sangat tertutup dalam sistem komunikasinya. Hanya sebagian kecil elit pemerintah yang memiliki akses internet global, dan itu pun sangat terbatas serta diawasi ketat. Koneksi internet ke negara itu terutama didukung oleh infrastruktur dari China, dengan dukungan tambahan dari Rusia.
Kondisi ini menimbulkan berbagai spekulasi internasional, mengingat negara tersebut sebelumnya juga pernah memutuskan akses internet secara nasional sebagai bagian dari pengamanan atau kontrol internal.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: WFP: 10 Juta Orang di Afghanistan Butuh Bantuan Pangan Darurat untuk Bertahan Hidup