Florida, 25 Shafar 1435/28 Desember 2013 (MINA) – Investasi barat mulai menggunakan standar syariah dan halal. Bukan hanya di negara-negara yang mayoritas penduduknya muslim, bank syariah ternyata mampu mengibarkan sayap bisnisnya di pasar barat.
Baru-baru ini, salah satu perusahaan kereta swasta di Amerika Serikat (AS) bahkan berinvestasi menggunakan sistem pembayaran syariah.
Para bankir investasi Amerika Serikat yang ingin berinvestasi di perusahaan kereta barang Continental Rail Corp merekrut seorang pakar hukum Islam untuk menentukan halal atau tidaknya investasi tersebut.
Halal dalam kerja sama investasi berarti perusahaan dilarang mengangkut babi, tembakau, dan alkohol yang dilarang dalam Islam, PKES (Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah) melaporkan dan dikutip MINA (Mi’raj News Agency).
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
Jika kereta barang terbukti halal, kesepakatan antara para bankir tersebut dan Continental Rail akan menjadi perjanjian bisnis pertama yang dilakukan berdasarkan sistem syariah di AS.
“Ini merupakan wilayah baru bagi kami semua,” ungkap CEO Continental Rail John H. Marino.
Kesepakatan tersebut akan menjadi tanda perjalanan masuk bank-bank syariah ke dalam skema perbankan global. Selain itu, para pengusaha Barat juga turut membantu bank-bank tersebut menggapai tujuannya menembus pasar perbankan global.
Selama lebih dari 30 tahun terakhir, sektor finansial syariah telah tumbuh dari nol hingga mencapai USD 1,6 triliun dalam bentuk aset. Krisis finansial global terus mendorong bank-bank syariah untuk berkembang.
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
Banyak asset-aset syariah tercatat berkembang hingga 19 persen pada 2011 dan 20 persen pada 2012. Sebaliknya, bank-bank konvensional hanya berhasil mencatatkan pertumbuhan 10 persen.
Bank-bank syariah juga berhasil menanamkan modalnya di Timur Tengah yang terkenal dengan bisnis propertinya. Real estate memang menjadi salah satu investasi paling populer dilakukan di bawah sistem syariah.
Dengan sistem Islami tersebut, kesepakatan dilakukan tanpa meminta bunga pembayaran. Bahkan bank syariah juga mampu menembus negara-negara yang mayoritas penduduknya non-Muslim seperti Afrika Selatan. Negara tersebut juga akan meningkatkan investasi dengan menggunakan sistem keuangan syariah.
Perdana Menteri Inggris David Cameron mendeklarasikan negaranya akan menjadi yang pertama di Eropa sebagai penerbit obligasi syariah. (T/P010/P02)
Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: OJK Dorong Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah untuk Santri di Kalteng