Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Investasi di Indonesia Dinilai Menunjukkan Tren Positif

Rendi Setiawan - Ahad, 26 Februari 2017 - 19:57 WIB

Ahad, 26 Februari 2017 - 19:57 WIB

706 Views

JOKOWI.jpg" alt="" width="620" height="350" /> (arsip)

Jakarta, 28 Jumadil Awwal 1438/26 Februari 2017 (MINA) – Iklim investasi yang positif di Indonesia menjadi hal yang dikemukakan oleh Presiden Joko Widodo kepada para pebisnis yang hadir dalam pertemuan bisnis di Hotel Shangri-La, Sydney, Sabtu petang, 25 Februari 2017.

Pertemuan itu merupakan agenda pertama Presiden di Sydney, Australia, demikian laporan Setneg yang diterima MINA.

“Saat ini kita sedang menikmati sentimen positif iklim investasi di Indonesia. Beberapa waktu lalu, Lembaga Pemeringkat Moody’s menaikan status outlook Indonesia dari stabil ke positif,” kata Presiden dalam sambutannya.

Jokowi memaparkan ada beberapa lembaga pemeringkat lain seperti Fitch yang memberi peringkat serupa, kemudian Edelman, lembaga konsultan public relations global yang menaikkan peringkat kepercayaan publik Indonesia 13 peringkat ke posisi 71 (dalam skala 100).

Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi 

“Adapun Bank Dunia juga merilis kenaikan peringkat Indonesia 15 tingkat dalam hal kemudahan berusaha. Ini menunjukkan bahwa iklim investasi dan kepercayaan publik terhadap Indonesia yang meningkat,” ujarnya.

Akan tetapi, lanjutnya, saat ini Indonesia sedang menghadapi tantangan terutama dari kondisi politik dalam negeri, khususnya pemilihan gubernur DKI Jakarta yang menyita banyak perhatian.

Namun, ia meyakinkan pebisnis yang hadir bahwa situasi politik dalam negeri akan kembali tenang setelah pemilihan putaran kedua berakhir pada bulan April yang akan datang.

Dalam kesempatan yang sama, Jokowi juga menjelaskan proses reformasi birokrasi yang kini tengah dilakukan untuk mempermudah investasi. Jokowi berharap, proses ini juga dapat mendukung tercapainya kesepakatan IACEPA (Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement) yang diharapkan bisa selesai dalam tahun ini.

Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah

“Kita masih berada di jalur yang tepat untuk mencapai IACEPA tahun ini, untuk itu saya ingin mendengar kemajuan dari kesepakatan tersebut,” katanya.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengungkapkan, hasil pertemuan Presiden Jokowi dengan 13 Pebisnis Australia menghasilkan suatu komitmen yang kuat dari para pengusaha negeri Kangguru itu untuk melakukan ekspansi bisnisnya di tahun-tahun mendatang.

“Muncul sebuah komitmen yang kuat dari para pebisnis Australia untuk melakukan ekspansi usahanya di Indonesia di masa yang akan datang,” ucap Menlu kepada wartawan seusai pertemuan.

Salah satu yang menyampaikan hal itu adalah wakil dari Austrade yang tahun lalu mengadakan suatu survei terhadap pebisnis Australia. “Dan dari surveyi itu Indonesia berada di top five negara di mana mendapat prioritas ketertarikan dari para pebisnis,” ucap Menlu.

Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon

Turut mendampingi Presiden Joko Widodo dalam pertemuan bisnis antara lain, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong, Duta Besar Indonesia untuk Australia Nadjib Riphat Kesoema, dan Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf. (T/R06/RS1)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: OJK Dorong Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah untuk Santri di Kalteng

Rekomendasi untuk Anda

Presiden Prabowo Subianto memberikan keterangan kepada awak media, usai menghadiri CEO Roundtable Forum, London, pada Kamis 21 November 2024. (Foto: BPMI Setpres/Muchlis Jr)
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
MINA Preneur
Indonesia