Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

IOM Imbau Pendaratan Bagi 43 Migran yang Terapung di Laut

kurnia - Senin, 24 Juni 2019 - 13:43 WIB

Senin, 24 Juni 2019 - 13:43 WIB

1 Views ㅤ

Ankara, MINA – Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) mengimbau agar imigran yang diselamatkan oleh kapal kemanusiaan Sea-Watch 3 pada 12 Juni lalu di Laut Mediteranja diizinkan mendarat dengan aman.

Kapal Sea-Watch 3 yang dioperasikan oleh organisasi non-pemerintah Sea-Watch, telah menyelamatkan 53 orang, yang terdiri dari sembilan wanita, 39 pria, dua balita dan tiga anak di bawah umur tanpa pendamping.

Menurut IOM, 10 migran turun di Pulau Lampedusa, Italia, karena masalah kesehatan, sementara 43 orang tetap dalam kapal di laut.

“Dalam beberapa hari terakhir, Sea-Watch 3 diundang untuk membawa migran ke Tripoli,” kata IOM. Anadolu melaporkan.

Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant

“Namun, di mata masyarakat internasional, Libya masih dianggap sebagai pelabuhan yang tidak aman untuk menurunkan migran,” kata badan PBB itu.

Menurut sebuah laporan IOM yang dirilis pekan lalu, lebih dari 24.000 migran gelap dan pengungsi tiba di Eropa melalui jalur laut sejak awal 2019.

Laporan tersebut juga mencatat bahwa jumlah kematian mencapai 555 migran.

“Bagi IOM, tidak adanya pendekatan yang dipimpin oleh negara untuk mengurangi kehilangan nyawa di laut tetap menjadi keprihatinan serius, operasi penyelamatan dari organisasi nonpemerintah sengaja dihambat,” kata badan migrasi PBB.

Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel

Kapten kapal Sea-Watch 3 Carola Rackete pada Rabu (19/6) mengatakan, Kementerian Dalam Negeri Italia baru-baru ini mengeluarkan undang-undang dekrit baru yang melarang kapal-kapal kemanusiaan memasuki perairan teritorialnya.

Badan pengungsi PBB itu mengatakan sebanyak 30.510 migran meninggal dunia pada periode 2014-2018 saat melakukan perjalanan berbahaya ke Eropa. (T/R03/RI-1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Setelah 40 Tahun Dipenjara Prancis, Revolusioner Lebanon Akan Bebas

Rekomendasi untuk Anda

MINA Health
Indonesia
Timur Tengah
Dunia Islam
Indonesia