Teheran, MINA – Iran akan mengadakan pemilihan presiden (pilpres) putaran kedua antara dua kandidat teratas, Masoud Pezeshkian dan Saeed Jalili.
Pemungutan suara awal menunjukkan bahwa kandidat teratas tidak mendapatkan kemenangan langsung, kata juru bicara kantor pusat pemilihan Mohsen Eslami. Demikian Press TV memberitakan.
Eslami mengumumkan hasil pemungutan suara Jumat pada Sabtu (29/6) dalam konferensi pers yang disiarkan oleh televisi nasional setelah penghitungan hampir 25 juta suara.
Dia mengatakan dari 24,5 juta suara yang diberikan, mantan menteri kesehatan dan anggota parlemen senior Masoud Pezeshkian mendapat 10,4 juta suara, sementara mantan pemimpin perundingan nuklir dan kepala badan keamanan tertinggi Saeed Jalili menerima 9,4 juta suara.
Baca Juga: Uni Eropa Berpotensi Embargo Senjata ke Israel Usai Surat Penangkapan ICC Keluar
Dua kandidat lainnya – Ketua Parlemen Mohammad Baqer Qalibaf dan mantan Menteri Dalam Negeri Mostafa Pourmohammadi – masing-masing tertinggal dengan jumlah 3,3 juta dan lebih dari 206.000 suara.
Pezeshkian dan Jalili akan mengikuti pemilihan putaran kedua pada tanggal 5 Juli. Putaran kedua diperlukan jika tidak ada kandidat yang memperoleh 50 persen suara, ditambah satu.
Eslami sejauh ini telah memberikan sembilan pembaruan mengenai hasilnya, yang pertama dilakukan sekitar pukul 03.25 waktu setempat.
Pembaruan terkini sekitar pukul 11:37 waktu setempat, menunjukkan Pezeshkian memimpin dengan 10.415.191 suara (42,45%) dari 24.735.185 suara yang dihitung sejauh ini. Jalili semakin dekat dengan 9.473.298 suara (38,61%).
Baca Juga: Israel Perintahkan Warga di Pinggiran Selatan Beirut Segera Mengungsi
Qalibaf dan Pourmohammadi sama-sama berada di posisi ketiga dan keempat dengan masing-masing 3.383.340 (13,78%) dan 2.063.397 suara (0,84%). []
Mi’raj News Agency (MINA)