Teheran, MINA – Sebuah senapan mesin yang dikendalikan satelit dengan “kecerdasan buatan” digunakan dalam pembunuhan seorang ilmuwan nuklir terkemuka di Iran pekan lalu, kata Wakil Komandan Korps Pengawal Revolusi Islam elit negara itu, Laksamana Muda Ali Fadavi, kepada media lokal, Ahad (6/12).
Mohsen Fakhrizadeh yang telah lama dianggap oleh Israel dan AS sebagai kepala program senjata nuklir Iran, sedang mengemudi di jalan raya di luar ibu kota Iran, Teheran, dengan keamanan 11 Pengawal pada 27 November, ketika senapan mesin menembakinya dengan 13 peluru, kata Fadavi
Senapan mesin itu dipasang pada pickup Nissan dan “hanya terfokus pada wajah martir Fakhrizadeh sehingga istrinya, meskipun hanya berjarak 25 sentimeter (10 inci), tidak ditembak,” kata kantor berita Mehr, mengutip Fadavi, Times of Israel melaporkan.
Senapan mesin “dikontrol secara online” melalui satelit dan menggunakan “kamera canggih dan kecerdasan buatan” untuk membidik target, tambahnya.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Fadavi mengatakan bahwa kepala keamanan Fakhrizadeh terkena empat peluru “saat dia melemparkan dirinya” untuk melindungi ilmuwan. Fadavi juga menegaskan, “tidak ada teroris di tempat itu.”
Otoritas Iran menyalahkan Israel dan kelompok oposisi yang diasingkan, Mujahidin Rakyat Iran (MEK), atas pembunuhan tersebut. Mereka telah bersumpah akan membalas dendam, meskipun Israel belum secara terbuka mengomentari tuduhan bahwa mereka bertanggung jawab.
Press TV yang dikelola pemerintah sebelumnya mengatakan senjata “buatan Israel” ditemukan di tempat kejadian.
Pernyataan Fadavi bertentangan dengan pernyataan Kementerian Pertahanan sebelumnya, yang awalnya mengatakan bahwa Fakhrizadeh dan pengawalnya terjebak dalam baku tembak dengan beberapa pria bersenjata. Sementara kantor berita Fars mengklaim “senapan mesin otomatis yang dikendalikan dari jarak jauh” membunuhnya, tanpa mengutip sumber apapun. (T/RI-1/RS2)
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata