Teheran, MINA – Pemerintah Iran melalui siaran televisi nasional menyatakan bahwa semua warga negara dan personel militer Amerika Serikat (AS) di kawasan Timur Tengah kini dianggap sebagai target sah.
Pernyataan ini pertama kali dikeluarkan oleh seorang presenter televisi nasional Iran sebagai tanggapan atas serangan militer AS terhadap tiga fasilitas nuklir Iran, Ahad (22/6).
“Anda yang memulai ini dan kami yang akan mengakhirinya. Setiap warga negara Amerika atau personel militer di kawasan itu sekarang menjadi sasaran,” ujar presenter di media pemerintah Iran tersebut.
Sebelumnya pada Rabu (18/6), Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei telah memperingatkan AS untuk tidak terlibat dalam konflik Iran-Israel.
Baca Juga: Komandan Tentara Arakan Ancam Bakar Desa-Desa Rohingya di Maungdaw
“Kerugian yang akan diderita AS pasti tidak akan dapat diperbaiki jika mereka memasuki konflik ini secara militer,” tegas Khamenei, seperti dikutip dari Anadolu.
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump mengonfirmasi bahwa serangan militer terhadap fasilitas nuklir Fordo, Natanz, dan Isfahan adalah keputusan strategis yang sukses.
Trump menyebut fasilitas tersebut telah “hancur total” akibat serangan presisi besar-besaran yang dilakukan AS bersama Israel.
Militer Israel juga mengumumkan status siaga tinggi menyusul serangan tersebut. Semua kegiatan pendidikan dihentikan, pertemuan publik dilarang, dan pekerjaan yang tidak mendesak ditangguhkan.
Baca Juga: Lebih Dari 17 Juta Warga Yaman Alami Kelaparan
Langkah ini dilakukan sebagai antisipasi terhadap kemungkinan serangan balasan dari Iran.
Dalam pidatonya, Trump mengancam bahwa Iran akan menghadapi “tragedi yang belum pernah terjadi sebelumnya” jika melancarkan aksi balasan.
“Iran, negara penindas di Timur Tengah, kini harus memilih antara perdamaian atau menghadapi konsekuensi yang jauh lebih besar,” ujar Trump.
Pernyataan Trump ini semakin memanaskan situasi di kawasan, di tengah ketegangan yang sudah berlangsung antara Iran dan Israel.
Baca Juga: Wakil Emir Makkah Pimpin Pencucian Ka’bah
Pengamat internasional memperingatkan bahwa eskalasi ini berisiko memicu konflik regional yang lebih luas dan berdampak pada stabilitas global. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Mahathir Mohamad Genap 100 Tahun, Tetap Aktif dan Menginspirasi Dunia