Teheran, 2 Muharram 1438/3 Oktober 2016 (MINA) – Iran menolak permintaan Jerman untuk mengakui negara Israel, sebagai prasyarat untuk normalisasi hubungan antara Berlin dan Teheran.
“Hubungan antara Iran dan Jerman didasarkan pada saling menghormati dan kepentingan, dan tidak ada prasyarat dalam hal ini,” ujar Bahram Qasemi, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, pada Sabtu (1/10).
Kantor Berita Islam MINA dari sumber The Times of Israel melaporkan, permintaan disampaikan Menteri Ekonomi Jerman Sigmar Gabriel sebelum mengunjungi Teheran pada Ahad, sebagai bagian dari upaya Jerman untuk memperbaharui hubungan bisnis dengan Iran.
Jerman untuk pertama kalinya berkunjung ke Iran, setelah kesepakatan nuklir tahun lalu antara Iran dan enam negara dunia yang melonggarkan sanksi internasional dalam pertukaran dengan pembatasan program nuklir Teheran.
Baca Juga: Israel Perintahkan Warga di Pinggiran Selatan Beirut Segera Mengungsi
Gabriel mengatakan bahwa Jerman tidak bisa bergerak maju dalam normalisasi penuh hubungan sampai Iran menerima hak Israel untuk eksis sebagai negara.
“Iran menegaskan bahwa membela hak-hak rakyat Palestina merupakan hal utama kebijakan luar negerinya, dan ini tidak akan pernah berhenti dalam situasi apapun,” kata Qasemi.
Qasemi juga menepis pernyataan Gabriel bahwa ia akan mengangkat isu hak asasi manusia dalam pertemuan di Teheran.
Menurutnya, komentar Gabriel “tidak relevan” dan ia menambahkan, “Republik Islam Iran tidak mengizinkan negara manapun untuk mencampuri urusan dalam negeri.”
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Gabriel adalah salah satu pemimpin Barat pertama yang memimpin delegasi ke Teheran setelah penghapusan sanksi terkait nuklir pada Januari.
Jerman berusaha untuk mengambil kembali posisi semula sebagai salah satu mitra dagang utama Iran. Walaupun selama ini Jerman kerap mengecam Iran yang bersikap anti-Israel. (T/P4/P001)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza