Kabul, 16 Muharram 1437/29 Oktober 2015 (MINA) – Intelijen Irak dan pejabat Amerika Serikat (AS) mengungkapkan baru-baru ini, kelompok bersenjata Islamic State (ISIS/Daesh) mendapatkan uang sebesar $ 50 juta per bulan dari penjualan minyak mentah.
Selama kemajuan ISIS di Suriah dan Irak, kelompok pimpinan Abu Bakar Al-Baghdadi telah menguasai sejumlah ladang minyak, Middle East Monitor (MEMO) memberitakan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Kamis (29/10).
Jumat pekan lalu, Associated Press (AP) melaporkan, ledakan minyak kelompok militan ini menunjukkan industri mereka dikelola dengan baik, di mana diplomasi dan serangan udara AS sejauh ini gagal mengatasinya.
Penjualan minyak menjadi sumber tunggal pendapatan terbesar yang terus menerus dan merupakan faktor utama kelompok sehingga mampu mempertahankan kontrolnya di Irak dan Suriah.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Empat pejabat Irak mengatakan, ISIS menjual minyak mentah ke penyelundup dengan harga diskon, kadang-kadang serendah $ 10 per barel dalam beberapa transaksi, dibandingkan harga pasar internasional yang terendah seharga $ 50 per barel.
Ibrahim Bahr Al-Oloum, anggota Komite Energi Parlemen dan mantan Menteri Perminyakan Irak, mengatakan, ISIS diyakini memproduksi minyak sekitar 30.000 barel per hari dari Suriah, diselundupkan ke tengkulak di Turki.
Di Irak, mereka memproduksi sekitar 10.000-20.000 barel per hari, sebagian besar dari dua ladang minyak di luar Mosul.
Sementara itu, kantor Perdana Menteri Turki mengatakan dalam sebuah pernyataan, mereka telah mengambil langkah-langkah untuk memperketat keamanan perbatasan dan secara efektif menghentikan penyelundupan minyak.
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
Pemerintah Turki mengatakan, pada akhir September, keamanan berhasil mencegah 3.319 tindak penyelundupan dari Suriah dan sejak 2011 telah menyita lebih dari 5,5 juta liter minyak dalam operasi anti-penyelundupan. (T/P001/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon