Baghdad, 21 Jumadil Awwal 1438/19 Februari 2017 (MINA) – Koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) di Irak mengatakan bahwa serangan udara mereka menghancurkan sasaran militer yang signifikan di Mosul pada hari Sabtu (18/2), tapi sebuah pernyataan dari kelompok Islamic State (ISIS) mengklaim bahwa pusat medis menjadi target.
Dalam sebuah pernyataan daring (online), ISIS mengatakan bahwa serangan itu menewaskan 18 orang, termasuk perempuan dan anak-anak, dan melukai 47 lainnya, demikian The New Arab memberitakan yang dikutip MINA.
Namun, Koalisi membantah dengan mengatakan bahwa Koalisi menentukan target melalui kerja, pengawasan dan pengintaian intelijen. Menurut Koalisi, rumah sakit yang dimaksud ISIS sudah tidak digunakan untuk tujuan medis dan warga sipil tidak lagi datang ke rumah sakit itu.
Baca Juga: Pemerintahan Transisi Suriah Dipercayakan kepada Mohamed Al-Bashir
Pada bulan Desember 2016, pasukan AS mengaku menargetkan serangan udara di sebuah kompleks rumah sakit di Mosul, ketika sekutu milisi Irak diserang dari kompleks bangunan tersebut.
Namun, media independen sangat sulit memverifikasi konsekuensi dari sasaran militer di Mosul, karena mereka tidak memiliki akses ke daerah-daerah barat di kota yang terkepung itu.
Ofensif terbaru koalisi di Mosul sedang berlangsung yang bertujuan mengusir keluar pasukan ISIS dari salah satu benteng utama mereka di Irak. Diperkirakan sebanyak 750.000 warga sipil tetap terjebak di daerah kota yang masih diduduki ISIS, sangat sedikit kesempatan untuk menyelamatkan diri dari pertempuran.
Menurut kelompok-kelompok bantuan, kondisi di kota terbesar kedua di negara itu telah memburuk sejak November 2016, ketika pasukan yang memerangi ISIS memotong jalur pasokan ke barat setelah merebut timur kota. (T/RI-1/RS1)
Baca Juga: Tank-Tank Israel Sudah Sampai Pinggiran Damaskus
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)