Oleh : Septia Eka Putri/Jurnalis Mi’raj Islamc News Agency (MINA)
Meskipun perkembangan Muslim semakin pesat di Amerika, tetapi masih saja terdengar kecaman bahwa Islam adalah teroris. Ssesungguhnya inilah ujian buat umat Islam di seluruh dunia.
Tuduhan teroris didengungkan oleh orang-orang dengan berbagai cara untuk menghancurkan Islam. Tuduhan ini agaknya tidak akan pernah berhenti, sampai nanti akhirnya azab Allah lah yang akan menimpa mereka.
Islam selalu dihujat, difitnah, dituding sebagai teroris agar agama ini ditolak di seluruh dunia. Terlebih lagi setelah tragedi 11 September 2001, di mana Amerika menuduh teroris Islam sebagai pelakunya.
Namun para musuh Islam terperangah, karena ternyata Islam tetap tumbuh dengan pesat. Usaha mereka untuk memojokkan agama ini dan opengikutnya, sia–sia. Dunia malah mulai bertanya-tanya, apa betul Islam demikian buruknya, mengajarkan umatnya melakukan tindakan teroris yang brutal.
Lalu masyarakat Amerika mencari jawaban atas pertanyaan tersebut. Mereka mulai memburu dan mempelajari isi Al-Qur’an dan buku-buku tentang Islam. Alih-alih membenci Islam, sebaliknya setelah memahami Al-Qur’an dan Islam, mereka malah menemukan ajaran kedamaian.
Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat
Mereka menemukan kesejukan dalam Islam dan Al-Qur’an, sehingga banyak yang tertarik untuk masuk Islam… sungguh menakjubkan. Benarlah firman Allah dalam surat As-Shaf ayat 8: “Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir benci.”
Keajaiban di Tragedi September
Moeflich Hasbullah (Pikiran Rakyat, 6 Maret 2008)
Sejumlah data yang dikomposisikan oleh Demented Vision (2007) dari sebuah observasi di Amerika Serikat tentang perkembangan jumlah pemeluk agama-agama dunia menarik untuk dicermati. Dari data itu terdapat angka-angka yang menunjukkan perbandingan pertumbuhan penganut Islam dan Kristen di dunia. Lembaga itu mencatat, tahun 1900, jumlah pemeluk Kristen adalah 26,9% dari total penduduk dunia, sementara pemeluk Islam hanya 12,4%. 80 tahun kemudian (1980), angka itu berubah.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat
Penganut Kristen bertambah 3,1% menjadi 30%, dan Muslim bertambah 4,1% menjadi 16,5% dari seluruh penduduk bumi. Pada pergantian milenium kedua, yaitu 20 tahun kemudian (2000), jumlah itu berubah lagi tapi terjadi perbedaan yang menarik. Kristen menurun 0,1% menjadi 29,9% dan Muslim naik lagi menjadi 19,2%. Tahun 2025, angka itu diproyeksikan berubah menjadi: penduduk Kristen 25% (turun 4,9%) dan Muslim akan menjadi 30% (naik pesat 10,8%).
Bila diambil rata-rata, Islam bertambah pemeluknya 2,9% per tahun. Pertumbuhan ini lebih cepat dibandingkan dengan pertambahan jumlah penduduk bumi sendiri yang hanya 2,3% per tahun. 17 tahun lagi dari sekarang, bila pertumbuhan Islam itu konstan, dari angka kelahiran dan yang masuk Islam di berbagai negara, berarti prediksi itu benar, Islam akan menjadi agama nomor satu terbanyak pemeluknya di dunia, menggeser Kristen ke urutan kedua.
World Almanac and Book of Fact, New York Times Bestseller mencatat, jumlah total umat Islam sedunia tahun 2004 adalah 1,2 miliar lebih (1.226.403.000), tahun 2007 sudah mencapai 1,5 miliar lebih (1.522.813.123 jiwa). Ini berarti, dalam tiga tahun, kaum Muslim mengalami penambahan jumlah sekitar 300 juta orang (sama dengan jumlah umat Islam yang ada di kawasan Asia Tenggara).
Fenomena di Amerika sendiri sangat menarik. Sangat tidak masuk di akal pemerintah George Bush dan tokoh-tokoh Amerika. Warga Amerika berbondong-bondong masuk Islam justru setelah peristiwa pemboman World Trade Center pada 11 September 2001 yang dikenal dengan 9/11 yang sangat merugikan citra Islam itu.
Baca Juga: Tertib dan Terpimpin
Pasca 9/11 adalah era pertumbuhan Islam paling cepat yang tidak pernah ada presedennya dalam sejarah Amerika. Ada delapan juta orang Muslim yang kini ada di Amerika dan 20.000 orang Amerika masuk Islam setiap tahun setelah pemboman itu. Kalimat syahadat pertanda orang masuk Islam terus terdengar di kota-kota seperti New York, Los Angeles, California, Chicago, Dallas, Texas dan yang lainnya.
Berdasarkan fakta inilah, ditambah gelombang masuk Islam di luar Amerika, seperti di Eropa dan beberapa negara lain, beberapa tokoh Amerika menyatakan kesimpulannya. The Population Reference Bureau USA Today sendiri menyimpulkan: “Moslems are the world fastest growing group.
” Hillary Rodham Cinton, istri mantan Presiden Clinton seperti dikutip oleh Los Angeles Times mengatakan, “Islam is the fastest growing religion in America.” Kemudian, Geraldine Baum mengungkapkan: “Islam is the fastest growing religion in the country” (Newsday Religion Writer, Newsday). “Islam is the fastest growing religion in the United States,” kata Ari L. Goldman seperti dikutip New York Times.
Atas daya magnit Islam inilah, pada 19 April 2007, digelar sebuah konferensi di Middlebury College, Middlebury Vt. untuk mengantisipasi masa depan Islam di Amerika dengan tajuk “Is Islam a Trully American religion?” menampilkan Prof. Jane Smith yang banyak menulis buku-buku tentang Islam di Amerika.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat
Konferensi itu sendiri merupakan seri kuliah tentang Immigrant and Religion in America. Dari konferensi itu, jelas tergambar bagaimana keterbukaan masyarakat Amerika menerima sebuah gelombang baru yang tak terelakkan yaitu, Islam yang akan menjadi identitas dominan di negara super power itu.
Alhamdulillah
Tangan Tuhan dalam bentuk blessing in disguise adalah nyata di balik peristiwa 9/11 dan ini diakui oleh masyarakat Islam Amerika. Karena peristiwa 9/11 yang sangat mengerikan itu dituduhkan kepada Islam, berbagai lapisan masyarakat Amerika justru kemudian tergerak rasa ingin tahunya untuk mengetahui Islam secara lebih dalam.
Sebagian orang mempelajari Islam karena semata-mata murni ingin tahu saja, sebagian lagi untuk mencari jawaban atas sebuah pertanyaan di benaknya: “bagaimana mungkin dalam zaman modern dan beradab ini agama “mengajarkan” teror, kekerasan dan pemboman bunuh diri dengan ratusan korban tidak berdosa?” Tapi keduanya berbasis pada hal yang sama: ignorance of Islam (ketidaktahuan akan Islam).
Baca Juga: Ada Apa dengan Terpilihnya Trump?
Sebelumnya, sumber pengetahuan masyarakat Barat (Amerika dan Eropa) tentang Islam hanya satu yaitu media yang menggambarkan Islam tidak lain kecuali stereotip-stereotip buruk seperti teroris, tidak beradab, kejam terhadap perempuan dan lainnya.
Eric, seorang Muslim pemain kricket warga Texas misalnya menyaksikan, setelah peristiwa 9/11, masyarakat Amerika menjadi ingin tahu Islam, mereka kemudian ramai-ramai membeli dan mempelajari Al-Qur’an setiap hari, membaca biografi Muhammad dan buku-buku Islam untuk mengetahui isinya. Hasilnya, mereka menjadi tahu ajaran Islam yang sesungguhnya. Ketimbang bertambahnya kebencian, yang terjadi malah sebaliknya.
Islam justru menjadi jawaban bagi proses pencarian spiritual mereka selama ini. Islam menjadi pencair kebekuan spiritual yang selama ini dialami masyarakat Amerika. Inilah pemicu terjadinya Islamisasi Amerika yang mengherankan para pengamat sosial dan politik di sana. Inilah berkah di balik peristiwa /9/11.
Motivasi untuk Muslim di seluruh dunia
Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang
Banyak kaum perempuan Amerika Muslim berkesimpulan, ternyata Islam sangat melindungi dan menghargai perempuan. Perempuan dalam Islam dimuliakan dan posisinya sangat dihormati, dibandingkan dalam peradaban Barat modern. Walaupun mereka tidak setuju dengan poligami.
Seorang perempuan Amerika, Tania, merasa hidupnya kacau dan tidak terarah jutsru dalam kebebasannya di Amerika. Ia bisa melakukan apa saja yang dia mau untuk kesenangan, tapi ia rasakan hal itu malah merugikan dan merendahkan perempuan. Setelah mempelajari Islam dia faham. “Women in Islam is so honored. This is a nice religion not for people like me!” katanya. Dia masuk Islam setelah mempelajari agama ini beberapa bulan dari teman Muslimnya.
Perkembangan Islam di dunia Barat sesungguhnya lebih prospektif karena mereka terbiasa berfikir terbuka. Dalam keluarga Amerika, pemilihan agama dilakukan secara bebas dan independen. Banyak orang tua mendukung anaknya menjadi Muslim selama itu adalah pilihannya.
Mereka mudah saja masuk Islam ketika menemukan kebenaran di situ. Angela Collin, artis di California yang terkenal karena filmnya Leguna Beach menjadi Muslim dengan dukungan orang tuanya. Ketika diwawancarai televisi NBC, orang tuanya justru merasa bangga karena Angela adalah seorang “independent person.” Nancy seorang remaja 15 tahun, masuk Islam setelah bergaul dekat dengan temannya orang Pakistan. Keluarga gadis itu tidak mempermasalah pilihan anaknya, walaupun telah lama hidup dalam tradisi Kristen.
(P007/R01)
Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Disarikan dari berbagai sumber
Baca Juga: Dentuman Perang Memisahkan Sepasang Calon Pengantin