Queensland, 12 Muharram 1438/13 Oktober 2016 (MINA) – Islamic Center of South Calgary (ICSC) di Queensland, Kanada, menjadi target kejahatan anti-Muslim di negara itu. Sebuah jendela dari pusat kegiatan Islam dilaporkan pecah dirusak penyerang serta meninggalkan salinan Quran yang telah dibakar dan surat kebencian.
“Merusak tempat ibadah siapa pun, adalah tindakan tercela,” kata kepala ICSC itu, Cuneyd Mahoon. Kantor Berita Islam MINA melaporkan dari sumber Daily Sabah, Rabu (12/10).
Mahoon menambahkan, orang yang melakukan tindakan itu menunjukkan kebencian terhadap Islam atau Islamophobia.
“Sebagai Muslim, kita diajarkan dalam Islam untuk mencintai tetangga kita, bekerja dengan mereka, menjadi bagian dari kesedihan dan kebahagiaan mereka. Dalam semangat itu saya ingin mengatakan kita memaafkan pelaku, siapa pun yang melakukan ini, siapa pun memecahkan kaca dan membakar Quran, dan kami menawarkan sifat damai, sejahtera, cinta dan keharmonisan,” tambahnya.
Baca Juga: Kepada Sekjen PBB, Prabowo Sampaikan Komitmen Transisi Energi Terbarukan
Serangan Islamofobia sebelumnya di Kanada juga muncul dengan adanya poster anti-Muslim di kampus Universitas Calgary.
Meningkatnya sentimen anti-Muslim, muncul sejak serangan Paris tidak hanya di Kanada, tetapi di banyak negara termasuk AS dan Eropa.
Di beberapa negara Eropa telah terjadi lonjakan Islamofobia dan sentimen anti-migran, terutama setelah negara mereka menerima sejumlah pendatang yang belum pernah terjadi sebelumnya. Masyarakat Eropa juga makin gencar menuntut penghentian masuknya pengungsi dari Timur Tengah setelah terjadinya serangan. (T/P4/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Puluhan Anggota Kongres AS Desak Biden Sanksi Dua Menteri Israel