Gaza, 10 Sya’ban 1438/ 7 Mei 2017 (MINA) – Ismail Haniyeh diangkat sebagai pimpinan baru Gerakan Hamas, salah sebuah faksi Palestina yang selama ini mengambil jalan keras menghadapi pendukan Israel dan memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Belakangan Hamas telah mengambil sikap yang lebih pragmatis.
Presiden Dewan Penasihat Organisasi Islam Malaysia (MAPIM) Mohd Azmi Abdul Hamid menyampaikan ucapan selamat kepada Ir Ismail Haniyeh karena ditunjuk sebagai pemimpin Hamas.
“Kami berdoa agar Allah SWT memberinya semua Kekuatan untuk memikul tanggung jawab berat dalam memimpin Hamas pada tahap menantang perjuangan Palestina ini,” katanya dalam sebuah siaran pers.
Baca Juga: Oposisi Israel Kritik Pemerintahan Netanyahu, Sebut Perpanjang Perang di Gaza Tanpa Alasan
Ynetnews yang dikutip MINA (7/5), juru bicara Hamas, Fawzi Barhoum mengatakan Haniyeh dipilih hari Sabtu (6/5) menggantikan Khaled Mashaal yang telah lama duduk sebagai pemimpin.
Pengumuman ini datang tak lama setelah para petinggi di Gaza, Palestina, mengeluarkan kebijakan politik yang lebih pragmatis dan lebih lunak terhadap Israel.
Presiden MAPIM Azmi dalam sambutannya atas terpilihnya Haniyeh menambahkan, kami sadar bahwa membebani posisi sebagai pemimpin utama Hamas pada saat ini, merupakan rintangan besar untuk membuat orang-orang Palestina kuat dan bersatu.
“Kami yakin kemampuan Ismail Haniyeh untuk memajukan perjuangan, tetap teguh pada solusi politik yang diminta oleh Hamas untuk pembebasan Palestina dan Al Quds pada khususnya,” jelasnya.
Baca Juga: Hamas Ungkap Borok Israel, Gemar Serang Rumah Sakit di Gaza
Kami berdiri dalam solidaritas yang sama, tambahnya, dan semua orang Palestina untuk menggalang dukungan internasional dan menuntut Israel untuk menarik diri dari semua wilayah yang diduduki di tanah Palestina.
“Kami memberikan perhatian khusus pada kebutuhannya untuk menangani pengepungan Gaza yang ilegal oleh Israel yang harus dicabut,” kata Azmi.
Tegasnya, kami juga mendukung sepenuhnya permintaan untuk membebaskan Al Quds dan Al Aqsa yang secara setia dan tegas dikuatkan oleh Ismail Haniyeh sebagai salah satu fokus utama perjuangan Palestina.
“Ini adalah harapan umat bahwa nasib orang-orang Palestina akan berakhir dengan cara bahwa bangsa Palestina akan dipulihkan sebagai negara yang sah untuk ada di tanah sebelum diduduki Isreal,” katanya.
Baca Juga: Semua Rumah Sakit di Gaza Terpaksa Hentikan Layanan dalam 48 Jam
Hamas dalam sikap terbarunya juga mengatakan akan memutus seluruh hubungan dengan Ikhwanul Muslimin. Padahal dalam pembentukannya pada 1987, Hamas terinspirasi pada gerakan Ikhwanul Muslimin yang berdiri di Mesir, yang kini diolarang oleh pemerintah berkuasa Mesir.
Sikap-sikap baru Hamas ini dipandang sebagai usaha mencari dukungan dari negara-negara Teluk dan Mesir, yang menganggap Ikhwanul Muslimin organisasi teror. Sikap terbaru ini juga untuk mendekati Amerika Serikat, Eropa dan mengakhiri isolasi dunia internasional terhadap wilayahnya, Gaza, dan untuk mencapai penyelesaian damai masalah Palestina dan Israel. Presiden AS Donald Trump juga sudah menyatakan komitmennya untuk mencari penyeldsaian damai konflik Palestina dan Israel. (T-DuShob/R12-P1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Hamas Kecam Penyerbuan Ben-Gvir ke Masjid Ibrahimi