Yerusalem, MINA – Pemerintah Israel dan Amerika Serikat (AS) melakukan “usaha besar-besaran” dengan secara intensif melobi dan mengancam negara di seluruh dunia untuk menentang resolusi PBB terkait status Yerusalem.
“Kami memiliki pesan yang sangat sederhana, Yerusalem adalah ibu kota orang Yahudi selama 3.000 tahun dan ibu kota Israel selama hampir 70 tahun,” kata Tzipi Hotovely, Wakil Menteri Luar Negeri Israel kepada Channel 10. Demikian Times of Israel memberitakannya yang dikutip MINA.
Baca Juga: Satu-satunya Dokter Ortopedi di Gaza Utara Syahid Akibat Serangan Israel
Seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Israel lainnya mengkonfirmasi bahwa pemerintah sedang melakukan kampanye lobi “sangat luas” untuk meminimalkan dampak resolusi tersebut.
Pejabat yang berbicara dengan status anonim tersebut mengatakan, Israel mencoba untuk meyakinkan sekutu-sekutunya untuk abstain atau memilih menentang resolusi tersebut.
Dia juga mengatakan bahwa Israel telah meminta organisasi Yahudi di negara-negara tertentu untuk melobi pemerintahnya atas nama Israel.
Namun, pejabat tersebut menolak untuk mengungkapkan negara-negara mana yang telah didekati Israel.
Baca Juga: Paraguay Resmi Kembalikan Kedutaannya di Tel Aviv ke Yerusalem
Majelis Umum PBB akan melakukan pemungutan suara pada Kamis di New York, sebagai upaya pendukung resolusi untuk membatalkan pengakuan AS terhadap Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Presiden Donald Trump dan duta besarnya telah mengirimkan ancaman kepada negara-negara anggota PBB jika mereka memilih untuk melawan AS. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Abu Ubaidah Serukan Perlawanan Lebih Intensif di Tepi Barat