Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Israel Hadapi Krisis Pasukan Cadangan

sri astuti Editor : Rudi Hendrik - Sabtu, 29 Maret 2025 - 21:45 WIB

Sabtu, 29 Maret 2025 - 21:45 WIB

31 Views

Ilustrasi proses evakuasi tentara Israel tewas dan terluka. (Foto: Quds Press)

Tel Aviv, MINA – Militer pendudukan Israel telah memperingatkan akan adanya krisis pasukan cadangan yang akan segera terjadi, karena pasukan cadangan menolak bertugas menyusul dimulainya kembali perang di Gaza.

Menurut media Israel, Haaretz, dalam dua pekan terakhir banyak prajurit cadangan memberi tahu komandan mereka bahwa mereka akan menolak melapor untuk bertugas jika diminta bertempur lagi, sebagai tanggapan atas tindakan pemerintah baru-baru ini, termasuk pemecatan Kepala Shin Bet Ronen Bar, pemecatan Jaksa Agung Gali Baharav-Miara, dan perubahan pada Komite Seleksi Yudisial.

Selama beberapa pekan terakhir, sejumlah prajurit cadangan mengumumkan bahwa mereka tidak akan mematuhi perintah penempatan mereka, dengan alasan yang mereka sebut sebagai “kudeta otoriter”. Demikian dikutip dari Almayadeen.

Dalam diskusi baru-baru ini dengan pimpinan tertinggi militer, perwira cadangan senior menyatakan kekhawatiran atas tren yang berkembang, memperingatkan penurunan pendaftaran untuk dinas cadangan sebesar 50%.

Baca Juga: Israel Bunuh 1.513 Pekerja Kemanusiaan Dalam Agresi di Gaza

Sementara seorang perwira cadangan berpangkat tinggi mengatakan kepada Haaretz bahwa komandan brigade dan batalion sudah menghadapi lusinan kasus di mana prajurit cadangan telah menyatakan bahwa mereka tidak akan melapor untuk bertugas.

Perwira berpangkat tinggi itu menjelaskan alasan utama di balik ini adalah pelanggaran kesepakatan pertukaran tawanan, sementara alasan utama kedua adalah undang-undang yang membebaskan orang Yahudi Haredi dari tugas di militer Israel dan “kudeta otoriter”.

Perwira dan komandan yang memegang posisi kunci dalam formasi tempur cadangan, serta di markas intelijen dan pengendalian tembakan, termasuk di antara para prajurit cadangan yang mengumumkan keputusan mereka untuk berhenti menjadi sukarelawan, menurut surat kabar Israel itu.

Meningkatnya tren “penolakan abu-abu” di antara prajurit cadangan menimbulkan kekhawatiran dalam militer Israel, karena banyak yang menyebutkan alasan kesehatan, ekonomi, atau keluarga sebagai alasan keengganan mereka untuk bertugas, sementara motivasi mereka yang sebenarnya sering kali berasal dari keberatan etis atau politik.

Baca Juga: Jenin dan Tulkarm Terus Dihancurkan oleh Pasukan Israel

Pejabat militer mengakui bahwa memecat ratusan prajurit cadangan bukanlah solusi praktis, juga tidak masuk akal untuk menjatuhkan hukuman finansial atau penjara setelah mereka selama lebih dari satu setengah tahun bertempur terus-menerus.

Militer Israel juga memperkirakan dalam beberapa hari dan pekan mendatang, saat pertempuran di Gaza meningkat dan kebutuhan untuk mobilisasi cadangan skala besar meningkat, lebih banyak pesan penolakan untuk melapor tugas akan sampai ke komandan unit.

Sementara itu, militer Israel juga memantau dengan saksama, dengan penuh kekhawatiran, upaya beberapa orang tua dari tentara wajib militer untuk mencegah anak-anak mereka melanjutkan tugas tempur mereka karena kebijakan pemerintah.

“Banyak orang tua mendorong anak-anak mereka untuk pindah ke posisi non-tempur seperti pekerjaan kantor,” Haaretz mengutip seorang pejabat tinggi militer. []

Baca Juga: Jumlah Syahid di Gaza Capai 50.399 Jiwa Sejak Oktober 2023

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda