Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Israel Khawatirkan “Sabit Iran” di Timur Tengah

Rudi Hendrik - Selasa, 4 April 2017 - 09:17 WIB

Selasa, 4 April 2017 - 09:17 WIB

476 Views

Iran mendukung gerakan perlawanan Hizbullah Lebanon yang menjadi musuh bebuyutan Israel. (Foto: dok. Nahar Net)

Iran mendukung gerakan perlawanan Hizbullah Lebanon yang menjadi musuh bebuyutan Israel. (Foto: dok. Nahar Net)

 

Yerusalem, 7 Rajab 1438/4 April 2017 (MINA) – Seorang pejabat intelijen mengatakan, Israel mengkhawatirkan “sabit Iran” yang mungkin terbentuk di Timur Tengah karena pengaruh Teheran di Suriah dan koneksi dengan kelompok Syiah regional.

Komentar Direktur Jenderal Kementerian israel/">Intelijen Israel Chagai Tzuriel hari Senin (3/4) itu menggambarkan kekhawatiran negaranya terhadap keterlibatan Iran dalam konflik di negara tetangga Suriah. Demikian Nahar Net memberitakan yang dikutip MINA.

Dukungan Iran untuk gerakan Hizbullah Lebanon yang mendukung Presiden Suriah Bashar Al-Assad, juga terkait dengan keamanan Israel. Sama halnya dengan pengaruh Teheran di Irak dan dukungan untuk kelompok pemberontak Houthi di Yaman.

Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan

Di Oman pun, Iran memiliki hubungan yang baik dengan pemerintah kerajaan negara itu, meskipun baru-baru ini pemerintah Muscat memutuskan bergabung dengan koalisi pimpinan Arab Saudi dalam memerangi Houthi di Yaman.

Pengaruh Iran di Suriah, Irak, Lebanon, Oman dan Yaman membentuk pola sabit dalam peta Timur Tengah.

“Saya berpikir bahwa Israel meyakini, jika basis Iran untuk jangka panjang di Suriah, itu akan menjadi sumber gesekan dan ketegangan dengan mayoritas Sunni di Suriah, negara-negara Sunni luar Suriah,  minoritas Sunni di luar daerah, dan Israel,” kata Tzuriel kepada wartawan asing.

“Saya pikir mungkin ini hanya puncak gunung es. Kita bicara di sini tentang penciptaan sabit Iran,’ katanya.

Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah

Menurutnya, Israel khawatir Iran dapat menyelesaikan “jembatan tanah” melalui Irak, Suriah dan Lebanon ke Mediterania.

Israel sendiri telah berusaha untuk tidak terseret ke dalam konflik Suriah yang sudah enam tahun, tetapi mereka mengakui melakukan serangan untuk menghentikan pengiriman senjata canggih kepada Hizbullah.

Israel memiliki pengalaman buruk melawan Hizbullah dalam perang tahun 2006. (T/RI-1/RS1)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama

Rekomendasi untuk Anda