Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ISRAEL KRITISI KEPUTUSAN PARLEMEN INGGRIS AKUI PALESTINA   

Rendi Setiawan - Rabu, 15 Oktober 2014 - 13:58 WIB

Rabu, 15 Oktober 2014 - 13:58 WIB

647 Views

Perdana Menteri Inggris
Perdana Menteri Inggris, David Cameron (kiri) berjabat tangan dengan mitra Israelnya, Benjamin Netanyahu. (Foto: Reuters)
Perdana Menteri Inggris, David Cameron (kiri) berjabat tangan dengan mitra Israelnya, Benjamin Netanyahu. (Foto: Reuters)

Perdana Menteri Inggris, David Cameron (kiri) berjabat tangan dengan mitra Israelnya, Benjamin Netanyahu. (Foto: Reuters)

Tel Aviv, 21 Dzulhijjah 1435 H/15 Oktober 2014 M (MINA) – Pemerintah Israel mengeluarkan statemen, pemungutan suara yang dilakukan parlemen Inggris untuk mendukung dan mengakui negara Palestina merdeka berisiko merusak prospek perdamaian.

“Pengakuan internasional prematur akan merusak pencapaian perdamaian yang nyata,” bunyi statemen  kementerian luar negeri Israel seperti diberitakan al-Arabiya dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Rabu.

Parlemen Inggris mengadakan pemungutan suara untuk memberikan dukungan untuk mengakui negara Palestina pada 13 Oktober lalu.

Sebelumnya, Partai Buruh menyatakan mereka akan mendukung pengakuan negara Palestina.

Baca Juga: Hongaria Cemooh Putusan ICC, Undang Netanyahu Berkunjung

Ketika isu pengakuan atas Palestina di PBB dibahas di House of Commons, Ed Miliband mendesak David Cameron agar mendukung pengakuan Palestina.

Berbagai organisasi solidaritas di Inggris telah mengkampanyekan gerakan dukungan tersebut. Sejumlah anggota parlemen juga telah dipilih untuk melakukan lobi, dalam peluncuran Kampanye Solidaritas Palestina atas inisiatif mereka dengan harapan akan sukses dan melibatkan ribuan konstituen.

Jika parlemen Inggris mendukung pengakuan ini, maka Inggris merupakan salah satu negara di Eropa pertama yang mengakui negara Palestina, menyusul Spanyol yang telah mengeluarkan resolusi untuk mengakui negara Palestina tahun 2011.

Perdana Menteri Inggris, David Cameron abstain dari pemilihan parlemen, juru bicaranya mengatakan sebelumnya. Selain Cameron, pemerintah juga meminta para menteri untuk tidak mengambil bagian, kata juru bicara itu.

Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki

Chris Doyle, direktur kelompok advokasi Dewan yang berbasis di London Arab-British Understanding (CAABU) mengatakan, Senin, Keputusan Pemerintah Inggris untuk tidak memilih itu tidak mengherankan, karena partainya tidak memiliki garis tegas pada masalah negara Palestina.(T/P011/R03)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina 


Rekomendasi untuk Anda

Asia
Breaking News