Tel Aviv, MINA – Dua maskapai penerbangan Israel, yaitu Israir dan El Al, pada Ahad (25/7) meluncurkan penerbangan komersial perdana ke Maroko, setelah kedua negara menormalkan hubungan diplomatik dalam kesepakatan kontroversial yang ditengahi AS tahun lalu.
Sekitar 100 penumpang berada dalam penerbangan Israir yang berangkat dari Tel Aviv ke Marrakesh, juru bicara maskapai Tali Leibovitz mengatakan, The New Arab melaporkan.
Dua hingga tiga penerbangan per pekan direncanakan pada rute tersebut.
Maskapai penerbangan nasional El Al kemudian mengumumkan juga telah meluncurkan layanannya ke Marrakesh pada hari Ahad. Maskapai merencanakan lima penerbangan per pekan di sana dan ke Casablanca.
Baca Juga: Demonstrasi di Libya Tolak Normalisasi dengan Israel
Upacara peresmian penerbangan El Al dihadiri oleh Utusan Maroko Abderrahim Beyyoudh, Menteri Pariwisata Israel Yoel Razvozov.
Ia mengatakan, layanan itu akan meningkatkan “perdagangan, pariwisata dan kerja sama ekonomi antar negara”, menurut pernyataan El Al.
Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid mengatakan pekan lalu bahwa dia akan mengunjungi Maroko, segera setelah penerbangan langsung dimulai.
Maroko adalah salah satu dari empat negara kawasan yang menormalkan hubungan dengan Israel pada 2020, bersama dengan Bahrain, Sudan, dan Uni Emirat Arab. Langkah itu dikecam oleh Palestina dan banyak negara Arab sebagai pengkhianatan terhadap perjuangan Palestina.
Baca Juga: Menteri Luar Negeri Italia Kunjungi Suriah, Hidupkan Kembali Hubungan
Sebagai imbalannya, pemerintahan mantan presiden AS Donald Trump mengakui kedaulatan Maroko atas Sahara Barat, bekas koloni Spanyol yang disengketakan dan terpecah.
Maroko adalah tempat tinggal bagi komunitas Yahudi terbesar di Afrika Utara, yang berjumlah sekitar 3.000 orang, sementara sekitar 700.000 orang Yahudi asal Maroko tinggal di Israel.
Rabat memiliki kantor penghubung di Tel Aviv, tetapi hubungan terhenti selama intifada atau pemberontakan Palestina terhadap Israel kedua 2000-2005. (T/RI-1/P1)
Baca Juga: Warga Siprus Protes Kunjungan Presiden Israel
Mi’raj News Agency (MINA)