Tel Aviv, 11 Jumadil Akhir 1437/20 Maret 2016 (MINA) – Pemerintah Israel pada Ahad (20/3) memperingatkan warganya untuk tidak melakukan perjalanan ke Turki, setelah terjadi ledakan bom di Istanbul yang menewaskan tiga warganya sehari sebelumnya.
Puluhan ribu warga Israel mengunjungi Turki setiap tahun, meskipun hubungan diplomatik kedua negara menegang.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Israel Emmanuel Nahason mengatakan, selain tiga warga Israel tewas, 10 lainnya terluka. Demikian Nahar Net memberitakan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Petugas medis Israel mengatakan pada Ahad, lima yang terluka ringan diterbangkan pulang Sabtu malam.
Nahason mengatakan, sisa lima lainnya dengan cedera serius, dipulangkan pada Ahad sore, bersama jenasah yang tewas.
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
Media Israel melaporkan, para korban warga Israel adalah bagian dari sekelompok wisatawan yang melakukan perjalanan kuliner ke Turki.
Ledakan Sabtu di jantung kota Istanbul itu juga membunuh seorang warga Iran.
Pemerintah Turki mengatakan, serangan itu terkait dengan kelompok Islamic State (ISIS/Daesh).
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan, ia tidak memiliki bukti bahwa serangan itu menargetkan warga Israel.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Serangan itu terjadi enam hari setelah serangan bom mobil bunuh diri di ibukota Ankara yang menewaskan 35 orang dan diklaim oleh kelompok Kurdi.
Turki adalah sekutu regional utama Israel hingga hubungan kedua negara runtuh pada 2010 yang dipicu oleh penyerbuan mematikan pasukan komando Israel terhadap kapal bantuan Turki, Mavi Marmara, yang menuju Gaza.
Ada upaya diplomatik dalam beberapa bulan terakhir untuk menormalkan hubungan kedua negara. (T/P001/P4)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama