Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Israel Perpanjang Larangan Masuk Syekh Ekrima Sabri ke Masjid Al-Aqsa

sri astuti Editor : Widi Kusnadi - 43 detik yang lalu

43 detik yang lalu

0 Views

Imam Masjidil Aqsa Syekh Ekrima Sabri [Foto: Quds Press]

Al-Quds, MINA – Pendudukan Israel pada Senin (6/10) memperpanjang larangan masuk Syekh Ekrima Sabri, Imam Masjid Al-Aqsa, untuk ketiga kalinya, dengan tambahan enam bulan.

Larangan terbaru ini merupakan bagian dari kebijakan berkelanjutan yang menargetkan tokoh-tokoh agama di Yerusalem yang diduduki dan bertujuan untuk menekan wacana keagamaan di dalam Masjid Al-Aqsa.

Syekh Sabri telah menghadapi beberapa larangan dan panggilan keamanan selama beberapa tahun terakhir karena penentangannya yang blak-blakan terhadap serangan Israel ke Masjid Al-Aqsa dan pembelaannya yang konsisten terhadap hak umat Islam untuk beribadah dengan bebas di tempat suci tersebut.

Syekh Ekrima Sabri dikenal sebagai salah satu ulama terkemuka di Yerusalem dan mantan Mufti Agung Al-Quds. Ia telah lama menjadi suara lantang dalam membela Masjid Al-Aqsa dari upaya-upaya pendudukan Israel yang berusaha mengubah status quo tempat suci tersebut.

Baca Juga: Delegasi Pejuang Palestina – Penjajah Israel Mulai Perundingan Gencatan Senjata di Sharm El-Sheikh, Mesir

Sejak bertahun-tahun, Syekh Sabri kerap menjadi sasaran penangkapan, interogasi, dan pembatasan gerak oleh otoritas Israel karena khutbah-khutbahnya yang menentang pelanggaran terhadap hak umat Islam di Al-Quds.

Kebijakan Israel yang melarang para ulama, termasuk Syekh Sabri, memasuki Masjid Al-Aqsa merupakan bagian dari strategi sistematis untuk melemahkan pengaruh keagamaan Islam di Yerusalem yang diduduki.

Langkah-langkah ini sering disertai dengan tindakan represif lainnya, seperti penutupan akses jamaah, penangkapan aktivis, serta peningkatan kehadiran pasukan di sekitar kompleks Al-Aqsa.

Tindakan tersebut menuai kecaman luas dari dunia Islam dan komunitas internasional karena dinilai melanggar kebebasan beragama serta memperparah ketegangan di kota suci itu. []

Baca Juga: Zionis Israel Akui 1.152 Tentaranya Tewas Sejak 7 Oktober

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda