Tel Aviv, 13 Ramadhan 1436/30 Juni 2015 (MINA) – Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu, dikabarkan sedang mempertimbangkan negara zionis itu mundur dari Komisariat Tinggi PBB untuk urusan Hak Asasi Manusia dan dari Badan PBB untuk urusan Pengungsi (UNHCR).
Sikap ini dinyatakan Netanyahu dalam sidang kabinet tertutup Kabinet Israel setelah keluarnya laporan Komisariat Tinggi PBB untuk urusan HAM, yang mengecam keras aksi-aksi pelanggaran berat HAM yang dilakukan Israel dalam agresi terhadap Jalur Gaza selama 52 hari tahun lalu.
Radio Tentara Israel mengutip pernyataan PM Netanyahu dalam sidang kabinet tertutup pada Senin, bahwa ia akan menilai kembali hubungan Tel Aviv dengan badan-badan PBB itu karena laporan tersebut. Demikian Press tv yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Selasa.
“Sebagai akibat dari laporan itu, kami akan mempertimbangkan apakah perlu tetap atau akan meninggalkan badan-badan PBB tersebut,” kata Netanyahu kepada jaringan radio Israel.
Baca Juga: Al-Qassam Hancurkan Pengangkut Pasukan Israel di Jabalia
Wakil Israel di badan PBB itu, Eviatar Manor melecehkan sesi dewan Senin, dengan tak hadir, untuk menunjukkan perlawanannya terhadap laporan yang menyataan Israel melakukan pelanggaran HAM berat tersebut.
“Saya di sini dan tidak di ke sana karena Badan HAM PBB telah meninggalkan sikap fair, sudah cacat secara moral dan kepeduliannya terhadap HAM universal telah terpolitisasi,” tuding Manor membela negaranya yang dituduh melakukan pelanggaran-pelanggaran HAM berat seperti pembunuhan ribuan warga sipil, wanita dan anak-anak.
Adapun laporan Komisariat Tinggi PBB untuk urusan HAM pada 22 Juni lalu itu, tentang argesi Israel ke Jalur Gaza, mengecam Israel karena “belum pernah terjadi sebelumnya” kehancuran dan penderitaan manusia yang ditinggalkan oleh rezim Israel.
Lebih lanjut laporan PBB itu, mengecam “senjata besar” menggunakan di Gaza, mengatakan Israel melancarkan lebih dari 6.000 serangan udara dan menembakkan 50.000 peluru artileri.
Baca Juga: Zionis Israel Serang Pelabuhan Al-Bayda dan Latakia, Suriah
Dikatakan ratusan warga Palestina tewas di rumah mereka sendiri, hal ini menunjukkan bahwa Israel tidak begitu banyak khawatir tentang nasib warga sipil dalam serangan udara mereka.
Lebih dari 2.140 warga Palestina, kebanyakan penduduk sipil termasuk anak-anak, tewas selama perang Israel 52 hari di Gaza musim panas lalu. (T/P002/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Majelis Umum PBB akan Beri Suara untuk Gencatan Senjata ‘Tanpa Syarat’ di Gaza